Mohon tunggu...
Taufik Hasibuan
Taufik Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru Alif Alif

Guru Alif Alif

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rahasia Kematian

19 Februari 2020   09:16 Diperbarui: 19 Februari 2020   09:21 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Rahasia Kematian (1)

Banyak kitab (buku) yang membicarakan masalah kematian, peristiwa yang pasti datang dan terjadi pada setiap orang. Kedatangannya begitu misterius, tak seorang pun tahu kapan kematian akan datang menemuinya. Yang kita tahu kematian pasti akan terjadi, mungkin bukan sekarang, bisa jadi esok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau bahkan tahun depan. Tidak di sini, mungkin disana. Itulah kematian yang menyimpan sejuta misteri.

Ketika kematian telah tiba, tak seorangpun bisa lari darinya. Tidak seorangpun bisa sembunyi darinya, di Gunung, dilautan, di gedung gedung bertingkat, di benteng sekalipun. 

Di istana mana saja yang terkuat dan terhebat keamanannya, tak mampu menghindar dari kematian. Jika ia telah datang, tak sedetikpun bisa maju, meskipun kita kehendaki ia datang. Tidak pula dia akan mundur ketika sudah tercatat di lauhil mahfuz. Semuanya berjalan sesuai dengan kehendakNya, Dia sudah menetapkan kapan kematian menghampiri manusia tetsebut.

Kematian adalah sebuah fase dalam perjalanan hidup manusia, tanpa melalui fase ini, maka manusia tidak akan bisa menuju impiannya. Fase ini menjadi jalan satu satunya, menuju tempat yang kekal dan abadi sepanjang masa. Sehingga fase ini perlu dipersiapkan secara matang, menelaah apa yang akan terjadi, apa yang bisa dihindari, dan juga apa bekal menghadapinya. Karena dengan menyiapkan diri, maka manusia tersebut akan hati-hati. Bukan menghindari, apalagi mengingkari akan datangnya kematian.

Fase atau Marhala ini, memiliki beberapa istilah, pertama "Kiamat Kecil" dalam bahasa Arabnya di sebut dengan "Kiamat Sughra". Namun ada para filosofi yang sesat, mereka menyatakan bahwa kiamat Sughralah "Kiamat" itu, tidak ada kiamat lainnya. Pendapat ini jelas merupakan kesalahan fatal. Kiamat Sughra bukanlah Kiamat yang menyatakan Hancurnya alam. Sehingga Al-Ghazali membagi kiamat itu kepada Dua, Kiamat Sugrah (Kematian), Kiamat Kubra (Hancurnya alam).

Kedua kematian diistilahkan dengan Barzakh atau dalam istilah lain disebut dengan al ma'had al awal. Untuk istilah barzah ini disebut juga dengan alam kubur, terminal sebelum tempat yang sebenarnya yakni bernama Akhirat. Alam barzah juga memiliki beberapa fase atau tahapan yang harus dipersiapkan oleh manusia itu sendiri, namun akan kita bahas dalam tulisan tulisan selanjutnya. 

Satu hal yang pasti, alam barzah juga akan dilalui oleh setiap manusia. Baik iya mati di darat, dilaut, diudara. Bahkan mereka yang dibakar, diawetkan seperti para Raja Di Mesir, dengan di Mummikan. Salah satu suku di Indonesia juga demikian yakni Suku Toraja di Sulawesi.  Sehingga memunculkan banyak pertanyaan, diantaranya apakah dialam barzah, jasad dibumi ini yang di interogsi, atau dengan jasad baru? Jika siksa Kubur ada, apakah jasad yang di siksa atau ruh, akan kita sediakan bab khusus untuk menjelaskan ini, menurut keterangan alquran, hadist dan juga penjelasan para ulama yang sangat memahami akan persoalan ini.

Istilah ketiga kematian Almaut, lawan kata dari mati adalah hidup.sehingga apa yag menjadi defenisi dari "Hidup" maka itulah sebaliknya defenisi dari kematian. Jika kita artikan hidup dengan "Berfungsinya seluruh Anggota tubuh makhluk" maka sebaliknya "Tidak berfungsinya seluruh anggota tubuh makhluk" menjadi defenisi dari kematian. Seperti dua yang berlawanan, cahaya dengan kegelapan, Hitam dengan putih. Jika diam, menjadi pokok pengertian dari kematian, maka adanya gerak menjadi pokok adanya kehidupan.

Banyak rahasia yang terkandung didalam kematian, yang perlu kita gali lebih dalam lagi. Sebagai sarana mempersiapkan diri menghadapi kematian tersebut, yang tidak kita ketahui akan kedatangannya. Mempersiapkan diri adalah satu kewajiban bagi setiap insan, sedangkan menghindari akan datangnya kematian, adalah bentuk kesia-siaan. Karena tidak seorang pun bisa menghindar dari namanya kematian, maka persiapan adalah satu satunya cara untuk mengungkap tabir rahasia kematian.

Taufik Akbar Hasibuan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun