Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyambut Kerinduan di Malam Maulud

26 Oktober 2021   16:09 Diperbarui: 26 Oktober 2021   16:11 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi para mu'minin/mu'minat, siapa yang tidak mengenali salah satu sabda Kanjeng Nabi Muhammad Saw: "Dunia adalah penjara bagi orang yang beriman"? Perkataan tersebut jika diproyeksikan begitu saja menerobos zaman now, tentu saja keadaan akan sangat kontras. 

Bagaimana bisa diri menjadi seorang tahanan yag penuh dengan ratapan kesedihan ataupun kesengsaraan, sedang raga ini bergerak bebas mencari sesuatu yang disebut kebahagiaan?

Tidak mungkin perkataan kekasih Allah Swt itu salah, kecuali kita yang belum benar dalam mengartikan, belum mampu memahami, ataupun enggan merasakan "penjara" karena masih dimaknai secara sempit. Sedangkan beliau merupakan manusia yang paling cerdas, paling fathonah, yang pernah tercipta.

Akan tetapi, sudah ditegaskan bahwa itu hanya berlaku bagi orang yang memiliki iman yang cukup kokoh. Tentu saja iman yang terbangun atas pertolongan dan mungkin saja ilham yang diberikan Allah Swt.

Iman sendiri bukanlah hal dhohir/wujud seperti buah yang dapat dinikmati secara langsung dengan memetiknya dari pohon. Akan tetapi, dia merupakan keadaan batin yang akan menimbulkan banyak perbedaan dalam cara memetiknya, terlebih untuk menikmatinya. Oleh karena itu, penjara yang dimaksud bisa jadi ditujukan bukan kepada raga diri kita, melainkan batin kita.

Batin diri akan meilihat dunia dengan penuh kesedihan, kesengsaraan, dan juga penderitaan. Dunia begitu memenjarakan batinnya, sebab ketidakberdayaannya. Dan dengan keadaan seperti itu, dengan segala keterbatasan raganya, bagi orang-orang yang beriman harus tetap bisa berbagi dan menularkan kebahagiaan kepada yang lain. Sehingga tercipta ketenangan dan keamanan bersama, sekalipun batin diri menyembunyikan segunung kepedihan.

Kebetulan, malam ini menjadi terasa sangat spesial bagi majelis wirid dan sholawat: Selasan Maneges Qudroh karena acara malam ini berbarengan dengan hari lahirnya Nabi Agung Muhammad Saw. Bertempat di Dusun Saratan, yakni kediaman Bapak Adi (19/10), nampak sepercik cahaya kecil perjuangan para dulur-dulur yang datang sekalipun harus menerobos derasnya hujan di balik temaram kala itu. Setidaknya, nampak pula keseriusan dari dulur-dulur yang hadir untuk menyambut kelahiran dan mungkin berupaya gondelan klambine Kanjeng Nabi.

Jika sembahyang membutuhkan upaya yang terwujud dalam posisi atau gerak tertentu. Mungkin begitu pula dengan sholawat, sesekali ada momentum yang membutuhkan upaya yang terwujud melalui keindahan kata-kata, syair-syair pujian nan agung, saling membersamai dalam cinta yang sama, yang kesemuanya itu merupakan panorama cinta nyata nan surealis. Meskipun jika hal itu dilakukan oleh jiwa secara sirr, semestinya tidak akan ada waktu tanpa ada niat ibadah. Tidak hanya untuk setiap gerak, namun setiap getaran diri. Sebab jiwa masing-masing insan akan selalu mengingat-Nya.

Dalam Selasan yang sudah bergulir hingga putaran ke-98 ini, tidakkah telah ditunjukkan tanda-tanda akan hadirnya cinta? Cinta yang dipersembahkan oleh kekasih Allah hingga Selasan terjaga tanpa kehebatan apapun dan siapapun, kecuali karenanya. Yang mengasihi dan senantiasa selalu bersama dulur-dulur yang tak henti merindu kepada beliau. Yang hanya bisa dulur-dulur berharap dan menanti, antara yang mencinta dan dicinta akan berkumpul bersama di kemudian waktu.

Pernah dituliskan dalam suatu kitab "Sirr Al-Asrar" karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, bahwasanya tanda kecintaan itu ialah mencari kehadiran bersama-sama mereka, berkehendak mendengar perkataan mereka, dan dengan pandangan serta perkataan mereka, dapat merasakan kerinduan terhadap Allah Yang Maha Tinggi. Dan Allah Swt pun berfirman melalui kekasih-Nya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun