Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sopir-sopir Batin

24 Juli 2020   16:18 Diperbarui: 24 Juli 2020   16:16 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sesuatu itu menjadi asyik karena kita semua dalam ketidaktahuan. Meski kita sadar apa yang hakikinya menjadi kendaraan, tapi kita tak lebih dari seorang manusia. Semua berusaha memahami Tuhan dengan variasi kendaraan yang disewakan. 

Semua sejatinya juga menjadi sopir-sopir batinnya masing-masing untuk menuju arah yang sejati. Bukankah semua itu proses? Sebaik-baik pengetahuan manusia tentang Tuhan, maka pemahaman tersebut bukanlah Tuhan.

Kita seperti binatang-binatang kecil yang mengerumuni cahaya. Mereka membakar dirinya sendiri dan rela merasakan sakit yang dirasakan. Mereka sedia menuju cahaya yang kelak menghancurkan dirinya. Dan apabila cahaya itu tak mampu menghancurkan binatang tersebut, maka ia bukanlah cahaya yang dituju. Binatang kecil dan cahaya tersebut layaknya hubungan Tuhan dan manusia.

Hanya saja, untuk menjadi satu, masih dibutuhkankah kendaraan itu? Gunung yang sangat perkasa pun hancur, apalagi tubuh ini. Yang teramat-sangat disayang-sayang dan dielu-elukan, bahkan dipertahankan mati-matian. 

Di sisi lain, sebagian dari mereka tak henti-hentinya berjalan di 2 waktu siang dan malam untuk terus belajar memahamiNya. Tanpa memperdulikan kesehatan kendaraannya. Bukankah memahami diri pun sudah sulit?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun