Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Sehat" Itu yang Bagaimana?

14 September 2019   11:41 Diperbarui: 14 September 2019   11:49 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini kesehatan menjadi barang yang amat mahal. Apa itu sehat? Apakah sehat hanya ditujukan kepada tubuh kita? Atau ada hal yang lain? Sedangkan tulisan ini menuntut untuk menggarisbawahi tentang pola hidup sehat. Jika sehat hanya ditujukan kepada setiap  individu, kita bisa belajar untuk menarik 2 poin penting, yaitu meliputi sehat jasmani dan sehat rohani. 

Orang sering mengkotak-kotakkan, bahwa keduanya tidak tekait satu sama lain. Akan tetapi, kedua hal tersebut sebenarnya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam artian bahwa keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.

Sebelum masuk ke dalam poin tersebut, kita mesti menyepakati makna akan sehat terlebih dahulu agar tidak salah sangka terhadap keadaan yang kita sebut sehat. Apakah kita merasa bisa menjaga kesehatan? 

Ataukah kita sedang dalam keadaan untuk tidak diberi sakit oleh Tuhan? Karena terkadang sebaik-baik kita mengatur kebiasaan kita dari cara makan sampai cara beraktivitas, sakit itu tetap saja datang menyapa.

Selama ini pola pikir kita cenderung hanya terpaku pada pola pikir dimana sehat itu apabila kita telah makan teratur, olahraga dan istirahat yang cukup pasti tubuh kita akan sehat. Padahal, hal tersebut tidak bisa dibuktikan 100%. Kita cenderung sering  mengesampingkan ada faktor lain yang mempengaruhi kesehatan kita. 

Misalnya saja kita sering lupa dan bisa begitu saja  menutup mata kepada mereka yang memiliki kekebalan tubuh dibanding yang lainnya yang justru bisa dibilang ampuh meskipun tidak pernah menimbang dan terlalu pusing memikirkan tentang makanan apa, berpa kali makan, jenis makanan ataupun waktu dan cara beristirahat yang ideal yang selama ini didengungkan. 

Pertanyaannya adalah, apakah kita mau untuk mendobrak ambang batas diri kita tentang standar pola makan dan pola hidup? Pola seperti apa dan bagaimanakah yang dimaksud? Apakah bisa digeneralisir dan diterapkan kepada semuanya?

Misalnya saja, menurut ilmu kedokteran, orang harus makan rutin teratur 3kali sehari, tapi ternyata ada juga yang menerapkan bahwa makan tidak harus 3 kali sehari, namun mereka menerapkan ilmu makan hanya ketika sedang merasakan lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. 

Mereka beristirahat atau tidur tidak harus dengan patokan 8 jam sehari, akan tetapi mereka menggunakakan ilmu untuk tidur jika tubuh ini memang sudah memerlukan waktu istirahat dan justru lebih sehat dari pada yang menerapkan makan tiga kali sehari dan istirahat minimal 8 jam sehari. 

Jadi apakah standar tentang makanan dan pola hidup itu berlaku bagi semuanya? Kalau memang seperti itu, maka seharusnya orang orang tua dahulu lebih cepat meninggal dunia dan umurnya lebih pendek dibandingkan kita yang sudah mengetahui tentang pola makan dan pola hidup yang standar karena dari segi makanan yang di konsumsi misalnya, orang tua pada zaman dahulu sama sekali tidak memenuhi standar kesehatan. Jadi, bukankah sebenarnya kita sendiri yang mengetahui kapasitas dan kondisi diri sendiri?

Tapi barangkali pernahkah kita sekali saja berfikir antara sehat dan sakit, manakah yang lebih banyak mengandung hikmah? Apakah sehat dan sakit hanya dipengaruhi pola makan saja? atau apakah tentang kurangnya jam  istirahat? Atau adakah faktor-faktor lain? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun