Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Berharap Pada Dunia Itu, Apalagi Tentang Kebenaran

29 Juli 2019   16:26 Diperbarui: 29 Juli 2019   16:41 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era kemajuan teknologi ini, tentunya banyak sisi positif yang dapat bermanfaat bagi kemudahan hidup sehari-hari. Ya, kemudahan. Kemudahan disini dapat dimaknai juga dari berbagi sudut pandang yang berkolerasi dengan manfaat. Namun, apakah itu benar merupakan manfaat atau hanya sekedar memfasilitasi sifat kemalasan kita. Dan pada akhirnya memupuk sifat tersebut hingga tumbuh semakin subur.

Saya akan menuju point utama yang ingin saya sampaikan. Tentu ini hanya sebuah opini yang sangat penuh dengan muatan pemikiran yang subjektif. Apalagi jika dihubungkan dengan strata pendidikan tertentu, saya bukan seseoang yang punya legalitas untuk membicarakan mengenai dampak negatif dari kemajuan teknologi, terutama mulai hilangnya adab kita sebagai manusia kepada orang yang lebih tua. Terlebih kita hanya dilatih sebagai pengecut. Pengecut yang seperti apa? Silahkan ditafsirkan sendiri.

Sewaktu saya masih sekolah dasar sampai menengah pertama. Kalau sampai ketahuan nama orang tuanya pasti akan menjadi suatu identitas panggilan menggantikan nama aslinya. Pada waktu tidak ada masalah besar karena kita masih dalam lingkup saling bertatap muka. Gentle! Kalau misalnya ada yang tidak terima tinggal balas ejek atau langsung layangkan tinju saja. Akan tetapi, tinju itu baru terjadi jika ada yang merasa sok dekat tiba-tiba berani ikutan menyebut nama orang tua di depannya.

Ruang medsos menawarkan tempat dimana kita bisa saling adu argumen tanpa harus mengenal satu sama lain. Bahkan bebas melayangkan komentar sesuka hati tanpa ada syarat mengetahui usia tentang siapa yang dikomentari, objeknya siapa. Hal ini memengkinkan beberapa peristiwa yang menunjukkan sifat anak-anak yang keblabasan terhadap orang tua. Atau sebaliknya, sikap orang tua yang kekanak-kanakan meladeni anak-anak atau remaja.

 Medsos tidak mengenal adab ataupun unggah-ungguh, norma, bahkan nilai-nilai dalam masyarakat yang pastinya tiap daerah memiliki aturannya sendiri. Jadi, permasalahan yang muncul ketika kita mendapat kabar dari medsos dikarenakan kita sendiri memasukkan diri ke dalam ruang yang seperti itu. Dimana, kita tidak bisa mengerti mana sesuatu yang aktual atau yang telah dimanipulasi sedemikian rupa hingga akhirnya menimbulkan gesekan-gesekan bagi mereka/kelompok yang saling memegang kebenaran atas sesuatu yang dianggapnya benar.

Jika status, feed, story, tweet adalah suatu kebenaran pada saat itu, jangan harap semua yang ada di dalam ruang medsos tersebut akan 100% mempercayai kebenaranmu itu. Sebenarnya bukan pada kebenarannya, namun kesalahan itu justru pada harapan-harapan kita di ruang medsos tersebut akan sepenuhnya sesuai dengan keinginan/kebenaran yang kita pegang. Mengapa mesti berharap pada sesuatu yang maya disaat ada sesuatu yang mutlak benar?

Kalaupun itu menyangkut seseorang yang kita 'sayang'. Sejahat apapun komentar tersebut tunjukkanlah jika kamu sebagai seseorang yang menyayanginya membela dengan cara yang pantas. Kalau itu tidak sesuai dengan fakta mengenai seseorang yang kamu sayang, diamkanlah. Selesai. Kita ingin membela disaat yang kita bela tidak menginginkan hal tersebut? Atau terkadang inisiatif tindakan pembelaan kita justru malah merugikan yang kita sayangi.

Tidak hanya media sosial, bahkan media elektronik lainnya pun senang dengan bau-bau perselisihan agar mendapatkan banyak perhatian. Viewernya akan lebih banyak yang mencemaskan daripada yang berbau perdamaian. Lebih berpengaruh jika berita itu memecah-belahkan daripada berita yang penuh inisiasi menyatukan perdamaian. Mungkin kalau cara orang bodoh seperti saya membuat skala perbandingan, ya sesekali 1 berita positif mencuat diantara minimal 10 berita dengan konten yang tidak jelas bahkan bisa lebih.

 Memang semua yang tertuang di media hanyalah sebatas kata-kata yang terdiri atas kumpulan huruf-huruf dari ide-ide kebenaran sesaat. Kalaupun kamu diserang dengan hal-hal semacam itu pun runtuh, bagaimana jika menghadapi kata-kata itu langsung? Dengan sangkaan-sangkaan yang sepenuhnya tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Di lingkup permedsosan hanya orang-orang lemah yang membutuhkan hal-hal seperti itu. Mereka yang membutuhkan massa. Karena kekerdilan jiwa mereka. Butuh eksistensi di dunia maya demi pandangan di hadapan manusia dan sesekali meski butuh topeng untuk memanipulasi dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun