Mohon tunggu...
taufan irvanisidiq
taufan irvanisidiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - taufan irvani sidiq

halo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program Literasi di Masa Pandemi Covid-19

22 September 2021   12:05 Diperbarui: 22 September 2021   12:07 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membaca untuk menambah pengetahuan dengan sumber bacaan dari mana saja memang tidak dilarang, bahkan lebih baik daripada tidak membaca sama sekali. Namun, kita juga harus waspada akan dampak yang diberikan bacaan yang bersumber dari internet yang belum jelas siapa penulis yang sebenarnya. Kebenaran informasi, pertanggungjawaban, sumber tulisan terkadang tidak tercantum dalam internet sehingga akan sulit mengontrol kebenaran tulisan.

Berdasarkan data dari Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2011 dan Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 menyatakan bahwa hasil survei internasional yang mengukur keterampilan membaca peserta didik, indonesia menduduki peringkat bawah yaitu urutan ke 57 dari 65 negara sementara kemampuan literasi urutan ke 64 dari 65 negara. Khususnya dalam keterampilan memahami bacaan, menunjukkan bahwa kompetensi peserta didik Indonesia tergolong rendah Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan belum mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan. Kemendikbud (2015)

Fenomena dan kondisi realistis di atas tentu saja memerlukan strategi khusus yang harus dilakukan pemerintah sehingga kemampuan literasi, khususnya kemampuan membaca dan menulis masyarakat indonesia meningkat dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Salah

satunya adalah melalui pengembangan strategi pelaksanaan literasi di sekolah yang berdampak menyeluruh dan sistemik.

Sudah sewajarnya jika memmfasilitasi bahan informasi yang jelas sumber dan isisnya kepada anak-anak maupun remaja, karena mereka membutuhkan pengetahuan pada masaperkembangannya. Memberikan bahan bacaan  berupa buku adalah salah satu tindakan yang tepat dibandingkan dengan memberikan bahan bacaan lain. Karena buku adalah sumber ilmu yang bisa dipertanggungjawabkan karena jelas penulis dan isinya. Bahkan orang tua dan guru bisa mengontrol isi buku sebelum dibaca oleh siswanya.

Untuk mewujudkan peserta didik yang unggul budi pekertinya pemerintah membuat peraturan melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dengan membuat Gerakan Literasi Nasional. Ranah dari Gerakan Literasi Nasional meliputi

Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Masyarakat, dan Gerakan Literasi Keluarga.

Pengembangan ini juga diperkuat dengan adanya peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), pendidikan karakter yang didefinisikan menurut Kasmawati & Zaenudin sebagai pendidikan nilai, pendidikan pengaturan, pendidikan moral dan pendidikan disposisi untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membuat keputusan, peduli terhadap masyarakat dan berbuat kebaikan (Abbas & Bin Hassan, 2014). Pendidikan karakter ini berdasarkan peraturan Presiden tersebut didalamnya terdapat 17 aspek yang dianggap dapat mewujudkan bangsa yang berbudaya, meiliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab dari aspek ini diharapkan dapat terinternalisasikan melalui program Gerakan Literasi Nasional (GLN).

Program literasi sekolah merupakan salah satu upaya atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Program ini diluncurkan untuk menjawab kualitas kemampuan membaca peserta didik yang rendah berdasarkan hasil PIRLS dan PISA. Selain itu, utamanya untuk menginternalisasikan nilai-nilai budi pekerti melalui isi teks yang dibaca peserta didik.

Literasi tidak sekedar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik memengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Hal yang paling mendasar dalam praktik literasi adalah kegiatan membaca. Keterampilan membaca merupakan fondasi untuk mempelajari berbagai hal lainnya. Kemampuan ini penting bagi pertumbuhan intelektual peserta didik. Melalui membaca peserta didik dapat menyerap pengetahuan dan mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi kehidupannya.Membaca memberikan pengaruh budaya yang amat kuat terhadap perkembangan literasi peserta didik. Sayangnya, sampai saat ini prestasi literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah, berada di bawah rata-rata skor internasional. Dari laporkan hasil studi yang dilakukan Central Connecticut State University di New Britain, diperoleh informasi bahwa kemampuan literasi Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei (Jakarta Post, 2016).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun