Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Faktor Ekonomi Menjadi Kendala bagi Siswa dalam Melanjutkan Pendidikan

5 April 2021   16:26 Diperbarui: 5 April 2021   16:45 1916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak sempat bertanya di mana kerjanya tetapi saya sering bertemu dengan alumni lain yang tidak melanjutkan sekolah, mereka biasanya bekerja sebagai pramuniaga di toko. Setiap tahun ada saja siswa perempuan yang tidak melanjutkan sekolah karena terkendala dengan biaya.

Bukan saya saja yang pernah menemukan siswa di kelas yang tidak sekolah menjelang ujian, wali kelas 9 yang lain pun pernah mengalami hal yang sama. Bahkan untuk siswa yang terkendala dengan ongkos ke sekolah, ada wali kelas yang rela mengeluarkan uang sendiri yang diberikan kepada siswa agar bisa mengikuti kegiatan ujian yang dilaksanakan.

Tahun ini pun saya menjadi wali kelas 9 lagi, sebulan yang lalu ada seorang ibu yang merupakan orang tua siswa yang konsultasi karena sedang mengalami masalah dalam keluarganya.

Suaminya yang selama ini sebagai punggung keluarga memiliki penyakit diabetes dan terkena stroke sehingga tidak bisa bekerja. Untuk biaya makan sehari-hari dan berobat, mereka mendapatkan bantuan dari keluarga suaminya.

Tahun ini anaknya yang kelas 9 akan keluar dari SMP dan anaknya yang kedua akan masuk ke SD, sehingga ibu tersebut merasa kebingungan dengan nasib pendidikan kedua anak perempuannya selanjutnya. Berbicaranya pun sambil menangis, saya pun sangat sedih pada saat mendengarkan beliau bercerita.

Saya berkata kepada beliau, bahwa untuk anaknya yang saat ini duduk di kelas 9 tidak perlu memikirkan hal-hal yang lain yang penting belajar saja dengan baik dan mengikuti ujian sekolah yang akan dilaksanakan.

Saat ini sudah ada kebijakan dari Pemerintah bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu melalui jalur afirmasi pada saat PPDB ke SMP atau SMA yang kuotanya yaitu 15% dari total daya tampung siswa. Jalur afirmasi ini sudah berjalan dari tahun kemarin, syaratnya siswa harus memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau keluarganya terdaftar sebagai penerima bantuan PKH (Program Keluarga Harapan).

Karena anaknya belum memiliki KIP, saya pun memberikan saran agar beliau mencari informasi ke pihak Desa ataupun Dinas sosial dan mengurus kartu bantuan agar anaknya bisa melanjutkan sekolah melalui jalur afirmasi. Karena saya juga tidak paham bagaimana cara mengajukan untuk mendapatkan bantuan dari Pemerintah.

Pada saat PJJ sekarang pun ada beberapa siswa yang jarang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena ada yang membantu orang tuanya dengan bekerja, dan biasanya karena sudah memiliki penghasilan sendiri mereka menjadi malas untuk melanjutkan sekolah. Sehingga perlu dorongan dari orang tua dan keluarga yang lainnya.

Itulah sedikit gambaran bahwa setiap tahun selalu ada siswa di sekolah kami yang memiliki kendala dengan biaya ketika akan melanjutkan sekolah, walaupun jumlahnya tidak banyak.

Saya masih ingat pada saat saya mengajar di daerah pada tahun 2000 -2005, siswa-siswa perempuan setelah tamat SMP banyak yang langsung menikah. Untuk saat ini menurut informasi dari guru yang masih mengajar di sana, jumlah siswa perempuan yang langsung menikah sudah jarang dan mereka banyak yang melanjutkan ke SMA/SMK. Saya bersyukur masyarakat di sana sudah menyadari pentingnya pendidikan bagi anak perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun