Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pesan Terakhir Ayah

8 Januari 2021   06:53 Diperbarui: 8 Januari 2021   07:11 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Bulan Januari 12 tahun yang lalu ibu meninggalkan kami dan 3 tahun kemudian ayahpun menyusul ibu. Walaupun sudah lama mereka meninggalkan kami, tetapi kami masih selalu mengingat mereka dan mendoakannya disetiap doa yang selalu kami panjatkan. Apalagi bila mengingat pesan yang ayah sampaikan kepada kami anak-anaknya, air mata mengalir begitu saja karena begitu besar kasih sayang yang beliau berikan kepada kami sehingga sebelum meninggal masih sempat memberikan pesan terakhirnya.

Kegiatan Ayah Setelah Pensiun

Ayah pensiun sebagai PNs tahun 2000, jabatan akhirnya adalah Penilik Madrasah Ibtidaiyah. Setelah ayah pensiun, beberapa bulan kemudian ibu sakit lumpuh sampai beliau meninggal. Selain kami bergantian mengurus ibu, ayahpun selalu mengurus dan merawat ibu dengan baik.  

Setelah pensiun, kegiatan yang dilakukannya adalah dengan banyak melakukan ibadah, bila sedang sehat beliau selalu melaksanakan sholat 5 waktu berjamaah di mesjid. Walaupun sedang hujan, beliau akan pergi ke mesjid yang  jaraknya  dekat yaitu hanya terpisah satu rumah. Beliau akan tidur lebih awal, karena di sepertiga malam beliau selalu bangun untuk melaksanakan sholat tahajud dan sholat sunat lainnya yang dilajutkan dengan pergi ke mesjid pada pukul 04.00 untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah.  Kebiasaan bangun malam sudah dilakukan sejak muda, sepulang sholat shubuh maka beliau akan tidur sebentar. Jam  09.00 beliau akan melaksanakan sholat dhuha, dan  ibadah lain yang dilakukan yaitu membaca Al Qur'an setiap selesai melaksanakan sholat serta melaksanakan shaum sunat Senin dan Kamis.

Setelah ibu meninggal tahun 2009, kondisi ayah mulai sakit-sakitan. sering kali ayah berobat ke dokter dan pernah dirawat di Rumah Sakit. Saya tinggal serumah dengan ayah, pernah sepulang dari rumah sakit ayah ingin tinggal di rumah adik tetapi hanya bertahan beberapa hari dan kembali ke rumah ini.

Terjatuh di Kursi

Pada tahun 2012 pada saat menjelang beberapa hari bulan romadhon, pagi-pagi ayah mengajak saya mengobrol. Beliau mengatakan kepada saya tentang kegembiraannya akan melaksanakan puasa di tahun ini dalam keadaan sehat, pada siang hari ketika ayah mau duduk di kursi makan  tiba-tiba jatuh dan saya juga tidak tahu apa penyebabnya. Ayah memanggil saya yang saat itu sedang di teras rumah menunggu anak yang sedang main, saya mendekat dan melihat ayah yang sudah ada di lantai dalam posisi terlentang serta dalam keadaan meringis karena menahan rasa sakit. Beliau  meminta saya untuk membantu berdiri, tetapi tidak bisa. Sayapun memanggil kakak saya yang laki-laki untuk membantu menggotong ayah pindah ke kamar, tetapi tidak jadi karena ketika kakinya dipegang langsung menjerit kesakitan. Kamipun akhirnya memanggil kakak laki-laki yang seibu dan juga adik perempuan, kakak juga pergi ke rumah seorang guru SD yang bisa mengurut dan membetulkan tulang yang patah.

Ketika tukang urut datang, beliau memeriksa kaki ayah dan mengatakan bahwa  persendian di bagian paha ayah bergeser. Kemudian oleh bertiga ayah dipindahkan ke kamar, dan tukang urut mengatakan bahwa ayah tidak boleh banyak gerak. Aktivitas ayah dalam beberapa hari hanya berada di tempat tidur, bila waktu sholat tiba maka saya akan membawa air dan ember untuk berwudhu. Beberapa hari tukang urut datang, untuk memijit ayah tetapi karena ayah sudah sepuh sehingga proses penyembuhannya memerlukan waktu yang lama. Kami anak-anaknya sudah meminta ayah untuk di bawa ke rumah sakit, tetapi beliau menolak karena sudah memasuki bulan romadhon sehingga bila dirawat di rumah sakit beliau tidak akan bisa melaksanakan ibadah puasa.

Walaupun sedang sakit, ayah tetap melaksanakan puasa dan saya yang akan membawa makanan untuk berbuka ataupun sahur ke kamar bapak. Karena kesal hanya tiduran terus di kamar, saya pernah melihat ayah mengesot ke kamar mandi pada saat malam hari. Hal ini menyebabkan  persendian yang sudah dibetulkan berubah kembali posisinya. Akhirnya setelah satu minggu, ayah meminta kami membawa ke dokter langganan ayah. Setelah sholat ashar ayah dibawa oleh kakak laki-laki beserta adik perempuan untuk berobat ke dokter, saya hanya mengantar mereka sampai jalan. Saya sangat sedih melihat ayah digendong oleh kakak di bagian punggungnya, dan sayapun menangis karena merasa ayah akan meninggalkan saya untuk selama-lamanya.

Di rawat di Rumah Sakit

Pukul 17.00 adik datang dan mengabarkan bahwa ayah sudah dirawat di rumah sakit, dan akan kembali ke sana membawa pakaian dan keperluan ayah yang lain. Setelah sholat magrib, adik pulang sedangkan ayah ditunggu oleh kakak saya. Besoknya kami berunding,  dan membagi jadwal untuk menunggu ayah secara bergantian. Saya kebagian menunggu pagi hari sampai sholat dhuhur, kakak kandung saya kebagian menunggu dari dhuhur sampai magrib dan kakak saya yang seibu kebagian menunggu di malam hari sampai pagi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun