Wajo, 23 Juli 2025 --- Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Wajo menjadi lokasi pelaksanaan sosialisasi pencegahan pernikahan dini yang digelar oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 114 Universitas Hasanuddin di Desa Wage. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menekan angka pernikahan dini di Kabupaten Wajo yang masih tergolong tinggi.
Sosialisasi yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN-T 114 Universitas Hasanuddin di Desa Wage ini mendapat sambutan hangat dari pihak sekolah dan diikuti secara antusias oleh ratusan siswa-siswi SMA Negeri 10 Wajo. Kegiatan berlangsung secara interaktif, dengan pendekatan diskusi kelompok, studi kasus, dan sesi tanya jawab langsung agar peserta dapat memahami isu pernikahan dini secara lebih mendalam.
Nur Insan Lutfiani Azisah, selaku pemateri utama dalam kegiatan ini, menekankan pentingnya pemahaman terhadap risiko dan dampak jangka panjang dari pernikahan dini. Ia menyampaikan bahwa pernikahan dini tidak hanya berdampak pada kesehatan reproduksi, tetapi juga berpengaruh terhadap pendidikan, ekonomi, dan psikologis anak.
"Pernikahan dini bukan solusi atas masalah sosial atau ekonomi. Justru, anak yang menikah di usia muda berisiko putus sekolah, mengalami kekerasan dalam rumah tangga, dan kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan," ujar Nur Insan Lutfiani Azisah saat menyampaikan materi.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wajo tahun 2024 mencatat sebanyak 230 anak menikah di usia dini. Selain itu, terdapat 10 anak yang mengajukan dispensasi kawin ke Pengadilan Agama, menunjukkan bahwa praktik ini masih menjadi tantangan serius di daerah tersebut.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN-T 114 Universitas Hasanuddin di Desa Wage  berharap dapat membangkitkan kesadaran siswa mengenai pentingnya pendidikan dan perencanaan masa depan. Sosialisasi ini juga bertujuan untuk membentuk generasi muda yang kritis dan berani menolak praktik pernikahan usia anak di lingkungan sekitarnya.
"Kami ingin siswa-siswi di sini menjadi agen perubahan. Mereka harus tahu bahwa masa depan mereka sangat berharga dan tidak boleh dikorbankan oleh keputusan yang terburu-buru," tambah Lutfi.
Pihak sekolah menyambut baik kegiatan ini dan berharap agar sosialisasi ini dapat memberi pemahaman mengenai dampak jangka Panjang dari pernikahan dini. Dengan kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah, diharapkan angka pernikahan dini di Kabupaten Wajo dapat ditekan secara signifikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI