Mohon tunggu...
Tassa Nabillah ramadhani
Tassa Nabillah ramadhani Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Sebagai tugas

Single

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kekurangan Energi dan Protein

4 Desember 2020   07:36 Diperbarui: 4 Desember 2020   07:42 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kekurangan energi protein  (KEP)
Kekurangan energi protein (KEP) yaitu keadaan seseorang yang kurang gizi disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan sehari-hari atau gangguan penyakit tertentu sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Kekurangan energi protein  biasanya diderita oleh balita dengan gejala hati membesar (hepatomegali). Penyebabnya sendiri terbagi 2 yaitu :

*Penyebab langsung adalah defisiensi kalori maupun protein dengan berbagai gejala. Penyebab langsung antara alaihi asuoan gizi dan penyakit infeksi. Timbulnya KEP tidak hanya karena makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit.

*Penyebab tidak langsung yaitu sangat banyak sehingga penyakit ini sering disebut juga dengan kausa multifaktorial. Atau antara lain ketahanan pangan tingkat keluarga pola pengasuh anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan

Jenis-jenis kekurangan energi protein (KEP)
Kwashiorkor diartikan sebagai kondisi kekurangan atau bahkan ketiadaan asupan protein
Marasmus yaitu merupakan suatu keadaan kekurangan energi akibat rendahnya asupan karbohidrat
Marasmus Kwashiorkor yaitu terdapat kekurangan energi kalori maupun protein
 Faktor resiko KEP yaitu faktor sosial yang mempengaruhi balita kurang energi dan protein yaitu ada pendapatan keluarga yang kurang mampu,pendidikan,pekerjaan, keadaan santai lingkungan.

Tahapan perkembangan penyakit KEP
1.Pre pathogenesis
Makanan yang dikonsumsi kurang baik secara kualitas maupun kuantitasnya adanya kekurangan pangan dan juga kebutuhan energi dan protein yang meningkat tetapi asupan energi dan protein tidak mencukupi secara kontinue. Sehingga terjadinya defisiensi energi dan protein. Biasanya dapat dilakukan dengan cara penilaian asupan energi dan protein

2.Tahap kedua pathogenesis
Karena kurangnya asupan energi dan protein maka tubuh akan melakukan pemecahan simpanan zat gizi yang ada dalam tubuh sehingga pada pemeriksaan antropometri terjadi penurunan berat badan dan pertumbuhan terhambat. Apabila pemecahan terus menerus terjadi maka menyebabkan percadangan zat gizi habis sehingga melalui pemeriksaan biokimia terlihat kadar hb dan serum menurun.

3.Tahap ketiga pathogenesis
Terjadi gangguan fungsi sel,jaringan dan organ dalam tubuh pada pemeriksaan biokimia terdapat edema. Perubahan cairan dalam tubuh dalam pemeriksaan biokimia terlihat kadar hb dan serum menurun .

4.Tahapan keempat
Yaitu terjadi penurunan fungsi tubuh pada pemeriksaan penilaian fisiologis sehingga dapat menyebabkan penurunan fungsi saraf yang mengakibatkan pusing,lemah, dan mudah kelelahan. Pada gejala klinis juga muncul sehingga menyebabkan photopobia,dermatilis,anoreksi,dan stomatitis.

Pada tahapan perubahan anti,i dapat dilakukan menggunakan metode penilaian antropometri sehingga akam terjadi kurus,kulit keriput, perut cekungan dan rambut menjadi tipis.

Penanggulangan KEP  dibagi menjadi 3 yaitu :
*Jangka pendek
Upaya pelacakan kasus melalui penambangan bulanan diposyandu ,rujukan kasus KEP dengan komplikasi penyakit di RS, pemberian ASI eklusif untuk bayi usia 0-6bln, pemberian kapsul vitamin A,pemberian makanan tambahan, pemulihan bagi balita gizi buruk dengan lama pemberian 3 bulan, memberikan MPASI bagi balita yang kurang mampu usia 6-12 bulan, promosi makanan sehat dan bergizi

*Jangka menengah
Revitalisasi posyandu, revitalisasi Puskesmas, revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun