Seremonial penyerahan venue boling oleh APP Sinar Mas kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) digelar pada 30 Mei 2018 silam.
Berbeda dengan di Jakarta, penyelenggaraan Asian Games di Palembang dihantui oleh teror kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Ancaman kabut asap adalah nyata adanya karena Asian Games diselenggarakan pada puncak musim kemarau.
Presiden Joko Widodo meminta seluruh pemangku kepentingan untuk bisa mewujudkan Asian Games bebas api dan asap. Pemerintah Daerah Sumsel, Riau dan Jambi beserta TNI, Polri, perusahaan pemegang hak konsesi perkebunan di pulau sumatera, dan masyarakat bahu membahu meminimalisir terjadinya karhutla.
APP Sinar Mas merespon ajakan presiden dengan melakukan operasi khusus. Status siaga I diberlakukan bagi Regu Pemadam Kebakaran sejak bulan Juni, bertepatan dengan datangnya musim kemarau. APP juga meluncurkan tagline No Fire – No Haze sebagai bentuk kesiapsiagaan seluruh personel dalam mitigasi karhutla.
Dana sebesar Rp170 miliar dikeluarkan oleh APP Sinar Mas dalam operasi khusus ini. Investasi tersebut dialokasikan dalam bentuk edukasi masyarakat sekitar wilayah konsesi, pengoperasian 36 menara api, operasional 184 pos pemantau, menyiagakan 810 personel Tim Regu Pemadam Kebakaran bersertifikasi Manggala Agni, menyiagakan 4 helikopter Super Puma berdaya angkut 4.000 liter air, menyiagakan 42 Tim Rekasi Cepat (TRC), dan menyiapkan peralatan lain seperti water tank dan speed boat (Sinarmas).
Mitigasi Karhutla
Jauh sebelum pelaksanaan Asian Games 2018, mitigasi karhutla sejatinya sudah menjadi bagian dari Sustainability Roadmap Vision 2020 APP Sinar Mas. Roadmap ini merupakan upaya perusahaan dalam mewujudkan praktik bisnis berkelanjutan yang mengedepankan aspek kemaslahatan umat manusia (people), bumi (planet), dan ekonomi (profit).
Dalam mitigasi karhutla APP Sinar mas menerapkan Integrated Fire Management (IFM) atau Manajemen Kebakaran Terpadu. Strategi ini menggunakan 4 pilar yaitu Pencegahan, Persiapan, Deteksi Dini, dan Reaksi Cepat.
Pencegahan dilakukan melalui pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan membentuk Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Melakukan Tata Kelola Air melalui pembangunan 5.000 bendungan. Juga kegiatan Masyarakat Peduli Api (MPA) yang melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan pencegahan dan pengendalian karhutla.