Mohon tunggu...
Tariza hardiana
Tariza hardiana Mohon Tunggu... Guru - Hidup adalah pilihan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Putri ke 2 dari 3 bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isu-isu Kontemporer dalam Islam

8 Desember 2019   12:15 Diperbarui: 8 Desember 2019   12:15 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


A.    Islam Liberal

Sikap fundamental yang kian menjadi kepribadian dalam beragama, jika diterapkan pada masyarakat muslim memang menjadi problematis. Mengenai fundamentalisme Kristen yang dikatakan Djaka Soetapa berintikan:

Bila gagasan fundamentalis tersebut diterapkan dalam konteks Islam, maka hasilnya adalah: pertama, masalah mempertentangkan Allah dengan akal manusia; kedua, masalah mempertentangkan kitab suci (Sacred Text) dengan ilmu pengetahuan; ketiga, masalah kitab suci (kalau dalam islam berarti al-Qur'an) pada pandangan kaum muslimin terhadap teks-teks al-Qur'an pada prinsipnya adalah fundamentalis; keempat, masalah mencap orang yang tidak sependapat dengan itu semua sebagai "Islam yang tidak benar" yang berdampak pada banyaknya saling klaim tentang kebenaran dalam beragama dan saling menyalahkan satu dengan yang lainnya karena alasan perbedaan madzhab.

Pemikiran liberalis islam di Indonesia adalah pemikiran teologis, mendapatkan momentumnya dan sekaligus nanti reaksi keras dari kalangan yang disebut dengan "fundamentalis" itu. Liberal sendiri adalah suatu paham yang mengutamakan sikap individu. Liberalisme melahirkan konsep pentingnya kebebasan hidup dalam berpikir, bertindak, dan berkarya.

Dalam perspektif islam, liberal diartikan sebagai sikap beragama yang menjunjung kepentingan pribadi dengan alasan bahwa kebebasan pada diri manusia juga merupakan hak masing-masing individu, yang seperti ini nantinya hanya mementingkan diri sendiri untuk melaksanakan kewajiban dalam beragama, yang berujung pada kebebasan beribadah (menurut kenyamanan sendiri). Prof. Nurcholish Madjid, sering memaparkan bahwa liberalisasi Islam berarti suatu usaha rasionalitas untuk memperoleh daya guna dalam berpikir dan bekerja secara maksimal untuk kebahagiaan umat manusia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun