Mohon tunggu...
HMJ Tadris Matematika UINMLG
HMJ Tadris Matematika UINMLG Mohon Tunggu... Guru - HMJ Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

https://tadrismatematika-uinmalang.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

TM-NEC | Relevansi Fenomena Alam untuk Keberlangsungan Makhluk Hidup Studi Perspektif QS. Al-Anbiya':33

24 Oktober 2020   22:27 Diperbarui: 25 Oktober 2020   07:53 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Ud'Hiyata Zahbi

Setiap makhluk hidup telah dibekali oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan
kemampuan untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga keturunannya agar tetap lestari.
Karena makhluk hidup di muka bumi ini tidak ada yang mampu bertahan hidup tanpa
mengalami kematian. Dalam makhluk hidup, tentunya matahari memiliki peranan penting
dalam berlangsungnya kehidupan di bumi. Matahari memberikan banyak manfaat yang
berbeda-beda bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Sebagai contoh, sinar matahari
mengandung vitamin D yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi kesehatan tulang
dan otaknya. Sedangkan pada tumbuhan, memanfaatkan cahaya matahari untuk
berfotosintesis.
Kebutuhan makhluk hidup akan adanya matahari sesuai dengan ilmu fisika tentang
antariksa dan gerak rotasi. Semua benda di alam semesta ini berotasi termasuk matahari yang
menjadi pusat tata surya juga berotasi. Demikian juga planet, bulan, bintang, asteroid, komet,
lubang hitam, awan, gas, dan debu di alam semesta. Rotasi bisa dipahami sebagai perputaran
sebuah benda pada sumbunya. Sederhananya, berotasi atau berputar pada sumbu adalah cara
sebuah benda untuk bertahan pada kedudukannya di ruang hampa. Semua benda yang
bergerak melingkar atau berotasi memiliki momentum sudut yang menentukan waktu dan
arah putarannya. Bumi membutuhkan waktu 24 jam untuk menyelesaikan perputaran pada
porosnya, dan inilah yang dikenal sebagai 1 hari bagi manusia. Selama 24 jam waktu bumi
berputar mengitari porosnya, ada kalanya sebagian wilayah di bumi berhadapan dengan
matahari dan inilah area yang mengalami siang. Dan kemudian seiring dengan perputaran
bumi, wilayah yang tadinya berhadapan dengan matahari kemudian berputar dan
membelakangi matahari sehingga sisi wilayah bumi yang tidak disinari matahari ini
mengalami malam hari. Tanpa adanya rotasi bumi, sebenarnya kecil kemungkinan terdapat
kehidupan di bumi. Jika tidak ada rotasi bumi, maka kita akan mengalami panas siang hari selama 6 bulan, dan mengalami dingin malam hari selama 6 bulan. Hal tersebut tidak memungknkan kita manusia dan berbagai sumber makanan seperti tumbuhan untuk dapat tumbuh secara optimal.
Matahari merupakan benda langit paling besar dalam sistem tata surya kita. Hal ini dapat dianalogikan matahari ibarat bola gas panas sebesar lapangan bola yang dikelilingi oleh planet-planet yang sebesar kelereng(Yuberti, 2016). Matahari memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan tata surya dan juga bagi kehidupan di bumi. Fungsinya sebagai sumber energi cahaya membantu tumbuhan melakukan fotosintesis yang kemudian menghasilkan gas oksigen yang digunakan untuk pernapasan makhluk hidup. Matahari juga dapat meningkatkan produksi vitamin D yang merupakan nutrisi penting bagi kesehatan tulang dan otak. Sehingga adanya perputaran benda-benda langit di muka bumi ini pada dasarnya juga untuk keberlangsungan makhluk hidup sendiri. Dalam Islam, rotasi ini sudah dijelaskan dalam QS. Al-Anbiya' ayat 33 bahwa Allah yang telah menciptakan siang dan malam dan menjadikan di dalamnya matahari dan bulan, keduanya beredar di orbitnya masing-masing; demikian pula dengan planet-planet yang diselimuti kegelapan malam, dan planet-planet yang beredar di sekitar matahari, semuanya beredar dengan teratur.
Artinya: "Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya"
Sebagai suatu contoh elaborasi integrasi Islam dengan Fisika seperti dalam menjelaskan gerakan matahari, bulan, serta bumi terus berlangsung tanpa sedikitpun bersinggungan dengan kehidupan kita. Semua fenomena ini terjadi untuk memberikan kehidupan di muka bumi dan aneka kemungkinan yang terjadi. Bumi mengitari matahari pada sudut kemiringan 23 derajat dan 27 menit. Musim silih berganti di bumi berkat kemiringan ini yang padanya bergantung pula sistem pertumbuhan tanaman. Kecepatan rotasi bumi di sumbunya mencapai 1.670 km/jam. Apabila bumi tidak melakukan rotasi, permukaannya yang menghadap matahari akan terus-menerus terpapar cahaya matahari, sementara bagian belakangnya akan selalu berada pada kegelapan. Jika keadaannya semacam itu, maka kehidupan makhluk hidup di dunia ini tidak akan ada.
Semua gerakan matahari, bulan, dan bumi, terus berlangsung dalam keselarasan yang sempurna. Segala sesuatunya diatur dengan demikian hebatnya. Bahkan Yupiter, planet terbesar dalam tata surya, menyumbang manfaat untuk kehidupan ini. Astronom George Wetherill dalam artikelnya tentang Yupiter, mengatakan bahwa andai di sana tidak ada planet yang besarnya sama dengan Yupiter, bumi akan mendapatkan ribuan kali paparan meteor dan komet. Kemanapun menghadap, kita melihat penghitungan luar biasa yang demikian terperinci dan merupakan karya seni. Sang Pencipta menyajikan bukti, betapa Dia Maha kuasa, Maha mengetahui, serta Maha Penyayang di alam semesta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun