Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.
Jujur, ketika mengetik teks sumpah pemuda diatas bulu kuduk saya merinding, membayangkan betapa kuatnya mental dan semangat pemuda kala itu didalam konferensi Sumpah Pemuda di tahun 1928.Â
Saat itu kita masih dijajah oleh kolonial Belanda dan bisa saja sewaktu-waktu penjajah datang dan membunuh semua yang hadir dalam kongres tersebut. Akan tetapi kemungkinan buruk itu tak mematahkan semangat pemuda bangsa untuk tetap mengukuhkan satu visi bersama, Kemerdekaan Indonesia!
Bagi saya, Sumpah Pemuda itu adalah Never Ending Goals atau tujuan tiada akhir bagi rakyat dan tumpah darah Indonesia.Â
M. Yamin sebagai orang yang mengonsep teks ini memang sangat jenius, ia bisa merangkum banyak makna tentang nasionalisme dan Hubbul Wathan (Kebanggaan akan Bangsa) dalam 3 kalimat sederhana yang menjadi visi bangsa Indonesia selamanya, tak akan pernah berhenti untuk mencapai visi tersebut.
Tak dipungkiri, bangsa ketika itu masih banyak yang buta huruf, hidup didalam kemiskinan dan tentu saja dibawah penyiksaan penjajah, tak mudah untuk membangkitkan semangat bangsa yang sudah seperti mayat hidup, akibat 3 abad lamanya dijajah.Â
Hampir tak ada harapan untuk bangkit, penjajah datang silih berganti, lebih baik cepat mati daripada jadi suruhan penjajah, begitulah kira-kira keadaan jiwa bangsa Indonesia ketika itu.