Mohon tunggu...
Tara AmaliaReviasih
Tara AmaliaReviasih Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Fastabiqul Khairat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari

17 Mei 2021   14:05 Diperbarui: 17 Mei 2021   14:56 8461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bhineka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetap satu jua. Yang menjadi semboyan bangsa Indonesia dan menjadi lambang negara Garuda Pancasila.

Bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa serta Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kata "Bhinneka" artinya beragam, "tunggal" artinya satu dan "ika" artinya itu.

Tujuan dalam semboyan ini adalah mempersatukan bangsa Indonesia, mempertahankan kesatuan bangsa, meminimalisir konflik atas kepentingan pribadi atau kelompok serta mencapai cita-cita negara Indonesia.

Penerapan bhineka tunggal ika melalui toleransi dan gotong royong dalam kehidupan bernegara. Pemahaman Bhinneka Tunggal Ika membuat kita menjalankan sikap saling menghargai, memahami perbedaan, tenggang rasa, dan serta tidak melakukan diskriminasi atau membeda-bedakan seseorang bersadarkan status, dalam keseharian karena hal ini dapat mempererat tali persaudaraan.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan prinsip hidup bangsa Indonesia. Semboyan tersebut mendeskripsikan tentang kesatuan dan keutuhan bangsa yang diciptakan dari sikap persatuan.

Di lingkungan sekitar saya tidak ada perbedaan yang sangat menonjol antara pemeluk agama islam ataupun pemeluk agama lain, mereka tetap menjalin silaturahmi dan toleransi. 

Sebagai contoh, di lingkungan saya ada yang namanya ruwahan untuk menjemput bulan suci ramadhan, yang itu bisa dikatakan tradisi bagi pemeluk agama islam. Tetapi uniknya walaupun hal tersebut untuk pemeluk agama islam, agama lain pun ikut serta di undang atau di beri berkat (nasi kotak), yang disiapkan pemeluk agama islam untuk dibagikan ke tetangga lainnya. Sebagai timbal balik dari pemeluk agama lain, mereka beberapa kali juga ikut membagikan makanan untuk tetangga lainnya sebagai bentuk menghargai sesama dan untuk menjalin tali silaturahami antar tetangga.

Sebagai pengalaman saya sebagai warga penduduk, saya beberapa kali melihat tetengga saya yang memeluk agama lain ikut serta gotong royong untuk membangun masjid bahkan ada juga yang ikut bersedekah untuk membantu pembangunan masjid tersebut. 

Oleh karena itu, warga pemeluk agama islam pun sama menghargai pemeluk agama lain dengan cara mengucapkan selamat hari besar (misalnya, saat hari natal), walaupun ada beberapa kabar yang tidak membolehkan pemeluk agama islam untuk mengucapkan hal tersebut. Tetapi bagi pemeluk agama islam hal tersebut membuat pemeluk agama lain merasa dihargai dan bisa merasakan arti dari toleransi sehingga tidak merasa diabaikan ketika menjadi minoritas.

Pada waktu-waktu tertentu banyak juga terdapat momen, dimana ada percakapan diantara dua pemeluk agama yang berbeda, tanpa menyinggung perbedaan yang dimiliki mereka.

Selain tentang perbedaan agama, terdapat juga perbedaan antar suku, dimana penduduk asli (jawa) kedatangan penduduk lainnya akan tetap menerima perbedaan dari satu sama lain. Sebagi contoh, penduduk pendatang mau mengikuti adat istiadat dari penduduk penerima. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun