Mohon tunggu...
piye tho
piye tho Mohon Tunggu... -

just an amateur...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kitab Suci Itu Fiksi?

1 Mei 2018   19:34 Diperbarui: 1 Mei 2018   22:19 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Buat apa pakai narasi "kitab suci itu fiksi" ? Apa yang ingin digambarkan dengan itu  ? Apakah untuk menggambarkan bhw sah-sah saja menggunakan "fiksi" dalam meramal bubarnya suatu negara ? Rasanya untuk itu, tak perlu pakai narasi persamaan kitab suci dan fiksi.  

Atau apa yang ingin dicapai dengan perkataan partai "setan" dan partai "allah" ? Apakah untuk untuk mendorong jangan pilih partai anu, tapi pilih partai itu ? Kalau hanya segitu, rasanya tidak segitu pentingnya sampai harus pakai simbol "allah" ? 

Di dalam sejarah, sudah terlalu banyak peristiwa2 yang terbukti memanipulasi simbol2 agama."tuhan" jadi bukan dilihat sbg subject , tapi justru obyek - betapa ngerinya ? Lebih baik tidak usah main api di tengah-tengah jerami..bukankah kita tidak sedang berusaha membakar lumbung ?

Atau memang inilah perang utama itu..perang badar ! Perang antara kekuatan baik dan dajjal ? 

Yah tidaklah..yang perang mah hanyalah politisi-politisi. Partai-partai. Kepentingan-kepentingan. Wong semua partai juga kena kasus korupsi - gimana ceritanya (jangankan "allah") ada partai "malaikat".  Memang ada yang yakin di Indonesia ada "partai malaikat" ?

Pemilu ini adalah kesempatan untuk memperlihatkan bahwa Indonesia itu bangsa yang besar. Narasi-narasi adalah yang tajam berisi sekaligus beradab . Mari saling mendoakan supaya kita diluruskan. Mari saling mengharapkan damai bagi semua pihak. Assalamualaikum , Shalom Aleichem , kiranya damai beserta kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun