Mohon tunggu...
Tangkas Mukti Priguna
Tangkas Mukti Priguna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro 2021

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro 2021 Fakultas Kedokteran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus COVID-19 Melonjak Tinggi, Mahasiswa KKN Undip Ajak Warga Update COVID-19 Secara Daring

2 Agustus 2021   19:02 Diperbarui: 2 Agustus 2021   19:06 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Kasus COVID-19 di Indonesia per 29-30 Juli 2021/dokpri

Penulis : Tangkas Mukti Priguna
Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Suwandono, MSP
Lokasi KKN : Kelurahan Gayamsari RW 03 (SEMARANG)
Lihat lokasi

Gayamsari (30/7) Akhir-akhir ini masyarakat gelisah akan tingginya kasus COVID-19 di Indonesia yang melonjak tinggi sangat pesat. Bukan hanya jumlah yang terkonfirmasi positif saja yang meningkat akan tetapi jumlah kematian pun menjadi sorotan bagi dunia. Sudah setahun lebih kasus COVID-19 di Indonesia, bahkan sampai sekarang pun belum ada tanda-tanda perbaikan. 

Justru yang ada sekarang merupakan gelombang kedua bagi Indonesia. Di sisi lain, masyarakat sudah mulai enggan akan penerapan protokol kesehatan (menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan) dan tenaga medis sudah banyak yang gugur. Melihat kondisi yang seperti itu, pemerintah pun turut andil dalam mencanangkan berbagai macam program guna menurunkan angka morbiditas dan mortalitas COVID-19 di Indonesia diantaranya seperti cakupan vaksinasi dipercepat, protokol kesehatan yang tidak ada kendornya selalu disampaikan, dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang gencar dilaksanakan.

Hari demi hari terlewati, kasus hoaks akan COVID-19 semakin mengada-ada. Hal inilah yang menjadi pemicu timbulnya suatu ketidakpercayaan masyarakat akan COVID-19. Mengingat akan cukup kompleksnya permasalahan terkini terkait kebenaran COVID-19. Oleh karena itu, mahasiswa Fakultas Kedokteran KKN Tim II Universitas Diponegoro 2020/2021 dengan dosen pembimbing Ir. Djoko Suwandono., MSP, mengadakan mini webinar guna mengajak masyarakat Gayamsari untuk ikut serta dalam "Sosialisasi Edukasi COVID-19 Terkini" yang dilakukan secara daring. 

Kegiatan sosialisasi yang bisa dibilang juga sebagai mini webinar ini dilaksanakan pada Jumat (30/7/2021). Pentingnya edukasi COVID-19 terkini ini dilakukan agar masyarakat terhindari dari berita hoaks dan mumpuni akan update perkembangan COVID-19. Meskipun dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom, bukan menjadikannya sebagai suatu kendala, upaya mahasiswa dalam mengedukasi secara totalitas kepada masyarakat.

Mini webinar  yang dilakukan oleh 5 mahasiswa Fakultas Kedokteran mengenai update COVID-19 ini, membahas tuntas terkait gejala dan tatalaksana COVID-19 terkini, protokol kesehatan, isolasi mandiri, vaksinasi, dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Pelaksanaan mini webinar ini melibatkan warga Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang, khususnya RW 3 dengan jumlah partisipan mencapai puluhan orang.

Pada sesi pertama, langsung dimulai penjelasan mengenai poin-poin penting yang disampaikan oleh pemateri. Tentunya, dalam penyampaian materi dilakukan secara interaktif dengan partisipan dan diselipkan ajakan mahasiswa kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, program pemerintah, dan vaksinasi.

Gambar 2. Penyampaian materi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) COVID-19 oleh Tangkas Mukti Priguna./dokpri
Gambar 2. Penyampaian materi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) COVID-19 oleh Tangkas Mukti Priguna./dokpri

Tangkas Mukti Priguna, memaparkan penjelasan mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) COVID-19 atau bisa disebut sebagai efek samping dari vaksin. KIPI merupakan semua kejadian medis (gangguan kesehatan) yang terjadi setelah imunisasi, yang menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Munculnya KIPI biasanya segera atau dalam waktu 12-24 jam setelah vaksinasi. 

Gejala KIPI dapat menetap selama 1-2 hari dan akan hilang setelah beberapa hari. Berdasarkan ringan beratnya gejala KIPI, dibagi menjadi 2 yaitu gejala ringan seperti demam, lemas, badan pegal-pegal, nyeri/bengkak/kemerahan pada area yang divaksin. 

Sedangkan gejala beratnya seperti selulitis (peradangan pada kulit yang disebabkan oleh bakteri), reaksi anafilaksis (reaksi alergi hebat yang muncul mendadak dan segera setelah vaksinasi yang dapat mengancam jiwa seseorang), dan pingsan.  Sehingga dengan mengetahui gejala tersebut, diharapkan masyarakat tahu langkah apa yang harus dilakukan apabila muncul gejala KIPI setelah vaksinasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun