Baru semalam saya lancar ikut diskusi lewat internet dengan lancar. Lewat aplikasi zoom yang saat sekarang sedang trend di jagat Maya. Sebelumnya pada sesi halal bihalal saya gagal ikut dikarenakan batere lemah. Hehehe.
Ini bisa jadi sebuah revolusi digital ditengah pandemi yang masih berlangsung. Aplikasi ini mudah untuk dijalankan siapa saja. Bahkan nyaris tanpa hambatan kecuali jaringan 4G yang belum bisa diandalkan. Masih sering terputus dan mengalami reload.
Namun tetap tidak mengurangi keakraban dan kebersamaan sesama peserta diskusi. Dengan tema tentang menulis dan penulis. Pemantik diskusi ternyata baru saya ketahui adalah penulis puisi yang sudah dibukukan.
Proses kreatif nyatanya tidaklah instan, ia proses terus menerus olah baca dan tulis. Dan bagaimana menuangkan ide menjadi sebuah tulisan yang ciamik. Beberapa peserta bahkan kesulitan memahami isi sebuah buku dengan tema berat.
Memang setiap orang adalah unik jika tema berat tidak dikuasai maka masih ada bacaan ringan namun tetap berbobot. Misal seri yang muat di koran yang terbit tiap Minggu atau bahkan puisi juga.
Pengalaman saya sendiri ketika baca buku tema berat adalah baca berulang-ulang bahkan tak kenal waktu dan tempat. Semata mata untuk pemahaman parsial. Keren bukan hehehe. Bukan sok sokan mengerti tema berat namun sedikit tahu bahasan.
Yang tetap bikin semangat baca tema berat adalah saat sekarang seolah menemukan jalannya. Maka ini yang menjadi lecutan buat saya tetap menulis. Walhasil diskusi semalam lewat jaringan aplikasi zoom semangkon membuat saya untuk terus bersemangat menulis dan menulis. Tentu dengan tambahan gizi dari bacaan yang bermutu.
Kedepan harapan saya jejaring penulis ini menjadi simpul simpul informasi pengetahuan. Sebab ilmu itu adalah buruan kaum beriman. Maka memelihara diri dan berjejaring adalah kunci penguasaan ilmu dan pengetahuan. Wassalam.
