Selama manusia masih hidup maka selama itu juga mereka saling terkait bahkan saling ketergantungan. Ini bukan cerita baru bahkan sejak Adam manusia pertama. Ia senantiasa merindukan Hawa. Begitu juga aku dan dirimu.Â
Sebagai makhluk yang gemar berjamaah, maka manusia kalau pergi seringnya juga berjamaah. Contohnya kemarin lusa kami silaturahim bersama tiga motor sepuluh peserta. Ini pengulangan dari tahun kemarin, hanya rutenya kali ini berlawanan dengan arah jarum jam.Â
Panjangnya kurang lebih sama dengan durasi sekitar 8 jam, mulai jam 9 pagi sampai 5 sore. Tema bebas mulai soal produksi padi yang boros dipupuk hingga ongkos kuli. Bahkan ada pemeriksaan keluar masuk desa terkait pencegahan penyebaran wabah corona.
Namun semangat untuk bertemu dan saling mengabarkan keadaan masing-masing mengalahkan semua hambatan tersebut. Intinya tetap cuci tangan dan memakai penutup hidung dan mulut saat dijalan. Hehehe.
Saat seperti inilah yang memang lebih bisa mendekatkan secara lebih baik antar keluarga luas. Ya umumnya di Jawa garis kekeluargaan itu dari bapak dan ibu. Maka kerumitan akan menjadi ketika sambungan tali kekeluargaan sedikit terputus.
Inilah beberapa alasan mengapa hari raya idul Fitri sungguh sangat istimewa. Pembaruan dan pengenalan keluarga baru kepada anggota keluarga lain. Bahkan kehadiran pengantin baru paling sering ditanyakan. Bukti bahwa ikut senang ketika ada yang berbahagia adalah hal yang wajar dalam keluarga.
Secara umum setiap bertamu hampir selalu saling memberi dan menerima maaf. Inilah semangat jaman semacam spirit yang terus berproses dalam kehidupan manusia. Hampir tanpa lelah berpindah dari satu rumah keluarga ke lainnya.
Dan dari silaturahim inilah pintu pintu rizki Nya dibukakan kepada hamba yang ikhlas menerima ketetapan Nya. Semoga.