Mohon tunggu...
Hutami Pudya
Hutami Pudya Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Semoga bermanfaat" ^_^

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mau Dakwah? Lulus Sertifikasi Dulu [?]

11 September 2012   00:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:39 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_198365" align="aligncenter" width="390" caption="Ilustrasi (Sumber Gambar: pujianmanis.blogspot.com)"][/caption]

"Saya tidak mau mendengarkan Anda ceramah kalau Anda belum tersertifikasi. Nanti, saya diajari untuk melakukan tindakan radikal atau melakukan terorisme." Mungkin ucapan tersebut akan terlontar dari mulut jamaah pengajian, jika ulamanya yang hendak berceramah belum tersertifikasi, meski yang disampaikan merupakan kebenaran. Isu tentang wacana sertifikasi ulama sedang beredar di berbagai media massa. Pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai, yang memberikan contoh di Singapura, para ulama harus tersertifikasi, dianggap sebagai usulan untuk memberlakukan hal yang sama di Indonesia. Kasus terorisme yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia, tentu membuat masyarakat resah, tak terkecuali BNPT yang paling bertanggung jawab. Sehingga Ansyaad pun melontarkan contoh apa yang dilakukan Singapura dalam menanggulangi tindakkan terorisme di negara tersebut. "Jadi itu hanya memberikan contoh dengan sertifikasi (pemuka agama Islam) di Singapura. Jadi itu plintiran, BNPT punya program seperti itu. BNPT tidak akan mengekor program dari negara lain untuk diterapkan dalam proses deradikalisasi di Indonesia. masing-masing negara memiliki karakteristik dan ancamannya sendiri," tegas Ansyaad yang merasa pernyataannya diplintir. Terorisme yang terjadi baik di dalam dan luar negeri, memang selalu dikaitkan dengan umat Islam. Padahal pelaku tindakan keji tersebut merupakan oknum yang tidak mempelajari ilmu agamanya secara menyeluruh. Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian, bukan permusuhan dan kekerasan. Oknum tersebut mengatasnamakan jihad dalam melakukan aksi-aksinya. Nila setitik, rusak susu sebelanga. Karena tindakan mereka yang kebetulan menganut agama Islam juga, umat Islam seluruh dunia kena getahnya. Tak sedikit umat agama lain yang menganggap Islam agama radikal. "Agama Islam ini dalam satu hal tegas, tapi tidak radikal. Kadang lembut tapi tidak plintat plintut. Bijak dan mesti taat aturan yang digariskan Rasulullah," ungkap Wasekjen Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnaen, Senin (10/9). Dalam Islam, yang berkewajiban melakukan dakwah bukan hanya ulama besar yang memiliki jamaah dimana-mana. Dosen, guru, polisi, buruh, presiden, pengusaha, yang beragama Islam wajib berdakwah, meski hanya menyampaikan satu ayat dan yang mendengarkan dakwahnya hanya satu orang. Rasulullah bersabda: sampaikanlah dari pada-Ku, walau satu ayat sekalipun. Kalau penanganan terorisme di Singapura diberlakukan di Indonesia yang sebagian besar umat Islam, terbayang apa yang terjadi. Umat Islam di Indonesia yang bukan ulama tersertifikasi akan segan berdakwah meski hanya satu ayat. @TamiPudya


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun