Mohon tunggu...
Bakri Tambipessy
Bakri Tambipessy Mohon Tunggu... Penulis - Junior

Mari Budayakan Membaca Sampai Habis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebihnekaan dalam Ancaman Terorisme

16 Mei 2018   09:53 Diperbarui: 16 Mei 2018   10:13 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disamping suhu politik Pilkada yang mulai memanas di Kota Surabaya, juga telah  merembet ke berbagai daerah dengan variannya masing-masing. Aksi terorisme baru-baru ini juga menjadi tragedi hangat bagi Surabaya dan masyarakat Indonesia pada umumnya yang terjadi di lokasi yakni Surabaya dan di rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok Jawa Barat. 

Media social pun turut membantu percepatan informasi dan silang komunikasi dengan segala tafsiran atas berbagai peristiwa yang terjadi. 

Namun yang menjadi catatan saya disini, adalah ketika semakin meningkatnya ancaman terorisme ini, akan berdampak pada pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa. 

Dengan isu ideologi maupun agama akan membentuk citra menghajar opini yang dibangun oleh kelompok baik teroris dan radikalis untuk memecah keutuhan bangsa Indonesia. 

Nyatanya simbol atas nama satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa yang semuanya itu telah tersirat dalam sumpah pemuda dan dalam semboyan Bihneka Tunggal Ika dengan segala keharmonisanya, akhirnya tergeser oleh energi kebencian dan sikap selalu menghantui bangsa ini oleh kelompok-kelompok yang saya sebut teroris dan radikal tadi. Inikah Indonesia?

Dari kasus yang telah terjadi, seharusnya kita renungkan sikap: bagaimana kebihnekaan yang menjadi ciri khas bangsa ini bisa terjaga dengan baik. Bagaimana kembali kita menjaga keharmonisan antar sesama agar kita tetap menjadi Indonesia. 

Melihat aksi dari para teroris ini, harusnya masyarakat terus waspada agar tidak terlanjur menjadi korban mereka selanjutnya. Dalam hal ini, saya setuju dengan M. Nasir Pariusamahu (Ketua Umum Forum Lingkar Pena Wilayah Maluku) yang menyatakan dalam tulisanya bertajuk, "KecamAksi Pengeboman di Surabaya, KAMMI Maluku Tegaskan Belajar Toleransi di Maluku" yang menyatakan "sudah seharusnya Negara kita kuat dalam memberikan rasa kenyamanan dan sebaliknya kita semua harus mawas diri dan menjadi mata-mata".

Keprihatinan M. Nasir Pariusamahu ini harunya menjadi keprihatinan bersama, bahwa dalam kehidupan bernegara, yang sudah seperti satu keluarga, dan satu saudara kita harus saling merasakan duka bersama ketika yang lain berduka. Inilah yang harus kita jaga, kita rawat agar menjadi benteng bagi persatuan dan kesatuan seluruh rakyat Indonesia. 

Untungnya aparat pemerintahan kita baik TNI dan POLRI tetap menjadi kebanggan kita semua yang tetap setia dalam menjaga keamanan dari berbagai ancaman dari dalam maupun luar. Inilah yang harus kita dukung secara bersama. Dengan segenap dinamika yang terjadi mereka tetap setia dan konsisiten menjaga Indonesia dan masa depan NKRI.

Sementara pada sayap yang berbeda kelompok yang berkeinginan menghancurkan Indonesia semakin banyak dan menyebar ke berbagai daerah. Ini yang menurut saya harus selalu melibatkan perhatian pemerintah dan dari bebagai pihak yang berwajib untuk tetap menjaga keamanan di berbagai wilayah di Indonesia. Hal itu perlu dilakukan agar tidak lagi terbuka jurang yang semakin lebar bagi kelompok-kelompok tersebut.

Disisi lain, dengan melihat ditengah kegaduhan Indonesia saat ini, menurut saya kebudayaan per masing-masing wilayah juga harus di usung sebagai spirit persatuan dan kesatuan, menopang masyarakat untuk terus menerus mencari identitasnya dalam konteks bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun