Mohon tunggu...
Badrut Tamam
Badrut Tamam Mohon Tunggu... Dosen - Nikmati tiap jengkal di mana kakimu berpijak, karena di atasnya ada langit yang harus engkau junjung

Nikmati tiap jengkal di mana kakimu berpijak, karena di atasnya ada langit yang harus engkau junjung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemuda Asal Lombok Ini Raih Gelar Doktor dengan Predikat Cumlaude

3 November 2020   14:05 Diperbarui: 5 November 2020   16:06 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Muhammad Arifin, M.Pd

JEMBER,- Disertasi berjudul Kepemimpinan Tuan Guru Pesantren Darul Falah dalam Perubahan Budaya Rebo Bontong di Lombok; Studi kasus di Pondok Pesantren Darul Falah Mataram Lombok berhasil mengantarkan Muhammad Arifin dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Pagutan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) meraih gelar doktor dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, Selasa siang (02/11/2020).

Muhammad Arifin berhak atas gelar doktor Manajemen Pendidikan Islam atas pencapaiannya usai merampungkan ujian terbuka disertasi yang dihadiri para pakar pendidikan dan beberapa guru besar.

Dengan cekatan, lugas dan terstruktur, Muhammad Arifin berhasil menjawab dan mempertahankan apa yang menjadi konsentrasi dalam disertasinya. Berbagai pertanyaan untuk mengkonfirmasi penelitian disertasi dilayangkan para penguji seperti Prof. Dr. H. Abd. Halim Soebahar, M.A., Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag., Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., M.M., Dr. H. Syarif, S.Ag., M.A., Dr. Khamdan Rifa'i, S.E., M.Si., Dr. H. Aminullah, M.Ag., Prof. Dr. Hj. Titiek Rohanah Hidayati, M.Pd. dan Dr. H. Hepni, S.Ag., M.M.

Penelitian Doktor muda asal Lombok ini dilatar belakangi sebuah fenomena empirik di mana saat itu Mayarakat Lombok memiliki satu tradisi unik dalam menyambut hari Rabu terakhir bulan Shafar hijriyah. Mereka menyebutnya dengan sebutan Rabu Bontong. Hari itu dipercaya oleh sebagian masyarakat Lombok sebagai hari turunnya berbagai macam bencana bagi kehidupan manusia.

dokpri
dokpri
Untuk menjauhkan diri dari bencana itu, masyarakat mengisinya dengan banyak tradisi. Mandi bersama di pantai, sumur-sumur tertentu dan sungai adalah bentuk kebiasaan mengisi Rabu Bontong di Lombok. Semua kebiasaan itu sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam.

"Kepemimpinan Tuan Guru Podok Pesantern Darul Falah hadir untuk merubah kebiasaan itu dengan kegiatan yang sarat dengan muatan agama. Kepemimpinan Tuan Guru di pondok pesantren bukan hanya menjalankan fungsi kepemimpinan sebagai formal leader yang bersumber pada kedudukannya, tetapi juga sebagai real leader yang memiliki unsur-unsur kepemimpinan yang nyata seimbang dengan kualitas pribadinya," papar Muhammad Arifin.

Bertempat di Aula Pascasarjana lantai 3 IAIN Jember kepada media ini Muhammad Arifin menyampaikan bahwa penelitian disertasinya ini ia fokus pada tiga hal yakni Gaya kepemimpinan Tuan Guru dalam perubahan budaya Rebo Bontong, Proses perubahan budaya Rebo Bontong dan Memahami makna Tuan Guru membangun motivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan Pondok Pesantren Darul Falah melalui kegiatan budaya Rebo Bontong.

"Ketiga fokus tersebut diteliti dengan pendekatan teori kepemimpinan transformatif yang dikemukakan Bernard M. Bass, Sthephen P. Robbins, dan juga dengan pendekatan teori manajeman perubahan yang dikemukakan Kurt Lewin, Sthephen P. Robbins, serta dengan pendekatan teori motivasi yang dikemukakan Clayton Alderfer dan beberapa teori lain yang relevan," ujarnya.

dokpri
dokpri
Dari penelitian disertasinya diperoleh kesimpulan bahwa Gaya Kepemimpinan Tuan Guru dalam perubahan budaya Rebo Bontong di Pondok pesantren Darul Falah Mataram Lombok; Pertama kepemimpinan transformatif dan yang kedua kepemimpinan karismatik. Ke dua, Proses perubahan budaya Rebo Bontong yang dilakukan oleh Tuan Guru Pondok Pesantren Darul Falah Mataram Lombok; pertama: tirakat (al-Tazkiyah al-Nufus), kedua, pengenalan (al-ta'rif), ketiga: pembentukan (al-takwin) keempat: pelaksanaan (al-tanfidz) dan yang kelima, kesinambungan (al-Istimrar). Temuan peneliti mengembangkan teori perubahan Kurt Lewin yaitu: pertama: pencairan (unfreezing), kedua: implementasi (changing/movement) dan yang ketiga: stabilisasi (refreezing). ke tiga, memahami makna Tuan Guru membangun motivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan Pondok Pesantren Darul Falah Mataram Lombok melalui kegiatan budaya Rebo Bontong, adalah motivasi religious spiritual dan kebutuhan Eksistence (keberadaan) yaitu dengan mengapresiasi keberhasilan angota, Growth (Pertumbuhan) yaitu memberdayakan SDM dan pihak-pihak terkait, terakhir, Relatedness (kekerabatan/keterkaitan) yaitu Tuan Guru mengunjungi alumni dan masyarakat. Kepemimpinan Tuan Guru dalam perubahan budaya Rebo Bontong di pesantren Darul Falah Mataram adalah kepemimpinan transformatif religious.

Dalam kesempatan sidang ujian terbuka tersebut Muhammad Arifin juga mendapatkan indeks prestasi kumulatif dengan nilai yang cukup prestisius yakni Cumlaude.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun