Mohon tunggu...
Talitha Radhwa
Talitha Radhwa Mohon Tunggu... Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa PKL UNNES Menunjukkan Kepeduliannya terhadap Budaya Kerja melalui Program RASA 5R

8 Oktober 2025   15:20 Diperbarui: 8 Oktober 2025   15:31 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pelaksanaan Intervensi Program “RASA 5R: Rasa SAdar Akan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin”

Banjarnegara, Oktober 2025 — Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap budaya kerja yang bersih, rapi, dan teratur, Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) dari Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang (UNNES), melaksanakan kegiatan intervensi bertajuk “RASA 5R: Rasa SAdar Akan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin”. Program ini merupakan bagian dari kegiatan PKL SKM Penggerak Kesmas UNNES Lokus Institusi 2025, yang berfokus pada penerapan budaya kerja sehat dan produktif di lingkungan perkantoran.

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan September 2025 dengan sasaran utama staf operator, yang memiliki peran penting dalam menjaga keteraturan, kebersihan, dan efisiensi di tempat kerja. Melalui program ini, mahasiswa PKL berupaya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, sehat, dan terorganisir. Program “RASA 5R” tidak dilakukan secara sembarangan. Mahasiswa PKL menerapkan pendekatan 11 siklus permasalahan kesehatan masyarakat yang menjadi ciri khas model Penggerak Kesmas. Tahapannya meliputi:

  1. Analisis Situasi, dilakukan dengan mengamati kondisi ruang kerja kantor operator, kebiasaan staf dalam menata area kerja, serta kondisi kebersihan dan penataan alat kerja yang masih kurang optimal.
  2. Identifikasi dan Prioritas Masalah, di mana ditemukan bahwa masih banyak staff belum menerapkan prinsip 5R, terlihat dari adanya tumpukan berkas, meja kerja yang tidak rapi, serta area kerja yang berantakan.
  3. Identifikasi Prioritas Penyebab Masalah, meliputi kurangnya kesadaran dan pengetahuan staff tentang penerapan budaya 5R, serta belum adanya sistem atau aturan tertulis mengenai kebersihan dan kerapian kerja.
  4. Identifikasi Prioritas Alternatif Penyelesaian, dengan menentukan solusi terbaik berupa program edukasi dan pembiasaan budaya kerja “RASA 5R” melalui media visual dan kegiatan interaktif.
  5. Penyusunan POA (Plan of Action), yaitu merancang rencana kegiatan secara sistematis mulai dari persiapan alat, waktu pelaksanaan, materi edukasi, hingga evaluasi hasil kegiatan.
  6. Intervensi Kegiatan, meliputi pelaksanaan pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal peserta, edukasi tentang penerapan budaya 5R melalui media poster dan penjelasan interaktif, serta post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan setelah kegiatan.
  7. Monitoring, dilakukan selama dan setelah kegiatan berlangsung untuk memastikan seluruh peserta memahami serta mulai menerapkan prinsip 5R di area kerja masing-masing.
  8. Evaluasi, dilakukan dengan menilai efektivitas kegiatan melalui perbandingan hasil pre-test dan post-test serta observasi perubahan perilaku di lingkungan kerja.
  9. Advokasi, diarahkan kepada pihak manajemen kantor agar hasil kegiatan tidak berhenti pada intervensi, melainkan dijadikan bagian dari kebijakan internal mengenai budaya kerja bersih dan rapi.
  10. Diseminasi Hasil, dengan menyampaikan laporan kegiatan dan hasil perubahan perilaku kepada dosen pembimbing lapangan dan institusi mitra sebagai bentuk pertanggungjawaban akademik.
  11. Keberlanjutan Program, melalui penyerahan media edukasi (poster “RASA 5R”) dan rekomendasi tindak lanjut agar prinsip 5R dapat terus dijalankan secara mandiri oleh staf operator.

Poster 5R
Poster 5R

Dalam kegiatan edukasi, mahasiswa PKL memperkenalkan isi dari poster intervensi “RASA 5R” yang menjadi panduan visual bagi staf operator. Poster tersebut berisi lima pilar utama:

  1. Ringkas: Mengelola dan menyingkirkan barang yang tidak diperlukan di area kerja agar lingkungan menjadi lebih efisien dan tidak berantakan.
  2. Rapi: Menata barang sesuai tempatnya sehingga mudah ditemukan dan digunakan, menciptakan suasana kerja yang nyaman.
  3. Resik: Menjaga kebersihan area kerja dengan membersihkan peralatan dan lingkungan secara rutin, demi mencegah risiko kesehatan.
  4. Rawat: Memelihara fasilitas kerja agar tetap berfungsi baik, dengan melakukan pengecekan dan perawatan berkala.
  5. Rajin: Menumbuhkan disiplin dalam menerapkan kebiasaan 5R setiap hari, sehingga menjadi budaya yang berkelanjutan.

Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, program “RASA 5R” ini berhasil meningkatkan kesadaran staff operator terhadap pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang sehat, tertata, dan produktif. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, terjadi peningkatan pemahaman peserta terhadap konsep 5R serta kesediaan untuk menerapkannya dalam rutinitas kerja sehari-hari. Kegiatan ini tidak hanya menjadi wujud nyata kontribusi Mahasiswa UNNES dalam mendukung budaya kerja sehat, tetapi juga memperkuat peran mereka sebagai penggerak kesehatan masyarakat di institusi. Dengan berakhirnya intervensi ini, diharapkan budaya “RASA 5R” dapat terus berlanjut dan menjadi kebiasaan positif yang melekat dalam aktivitas kerja di kantor operator.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun