Tasawuf bukan lari dari dunia, tapi hidup seimbang: bekerja, beribadah, hati tetap pada Allah.
Hakekat mengenal, memahami Diri Sendiri,Tahapan setiap jiwa atau ruh memulai perjalanan hidupnya menuju Tuhan Allah Swt.
Dua mahasiswa Tasawuf & Psikoterapi UIN Siber ajar Bahasa Sunda & PAI di SD Peradaban Global Qur’an Kota Cirebon.
Merayakan Maulid bukan sekadar seremoni, tapi melahirkan Nur Muhammad dalam jiwa: menyalakan akhlak, kesadaran, dan misi hidup kita.
Tasawuf merupakan hal yang sudah tidak asing lagi untuk kita dengar. Tasawuf merupakan dimensi spiritual dalam islam yang menekankan terhadap penyucia
Tanjiro, Fanā, dan Dunia Transparan: Ketika Demon Slayer Bertemu Filsafat Islam.
Aku telah menemukan EngkauBertahun-tahun aku mencariDalam panas terikDinginnya malamKuyupnya air hujanAtau kegersangan di padang terbukaAku menangisAk
Filsafat memberi nalar, tasawuf memberi rasa. Keduanya bersinergi jadi kunci problem-solving modern yang lebih utuh dan bermakna.
Tasawuf itu mirip hampelas. Tugasnya membersihkan dan menghaluskan.
Resiliensi bukan sekadar bangkit, tapi juga seni menemukan cahaya di tengah gelap—dengan logika, emosi, dan hati yang tenang.
Di sinilah kita kembali ke masalah lama: jalan menuju Tuhan jadi dimonopoli oleh tafsir tertentu.
"Belajar tak hanya untuk otak, tapi juga hati—integrasi pembelajaran mendalam dan tasawuf Al-Ghazali yang berkesadaran, bermakna, dan membahagiakan."
Tulisan singkat ini akan menjelaskan bagaimana konsep ajaran sentral Ibn al-'Arabi yaitu wahdat al-wujud yang tentu berbeda dengan panteisme.
Mengenali beragam aliran Filsafat Islam dan memahami bagaimana corak Filsafat Islam yang tentunya berbeda secara metodologi dengan Filsafat Yunani
Tulisan ini akan memperkenalkan tokoh Filsuf Barat secara singkat dan padat, sehingga para pembaca tidak perlu pusing dengan teori-teori filsfat.
Pemikiran ketiga tokoh tersebut adalah akar dari pemikiran filsafat Islam maupun filsafat Barat.
saya ingin memperkenalkan sufi agung Ibn al-'Arabi tidak terlalu populer di Indonesia seperti al-Ghazali.
Secara keseluruhan, Imam Junaid al-Baghdadi adalah seorang figur sufi yang mampu menyatukan kedalaman spiritual dengan keteguhan syariat, menjadikanny
Ketahanan emosional adalah seni menjaga keseimbangan hati, mengubah gelombang perasaan menjadi kekuatan yang menenangkan langkah.
Kitab Minahul Qudsiyah adalah syarah mendalam atas Al-Hikam karya Imam Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari, yang memuat hikmah tasawuf tinggi dalam berakhlak