Dalam banyak kasus atau kondisi, kebanyakan sepeda motor yang dikendarai anak-anak tersebut tidak lengkap. Artinya sepeda motor yang mereka gunakan sering tidak menggunakan plat atau nomor polisi, baik depan maupun di belakang. Banyak pula yang menggunaka kendneraan bermotor yang dimodifikasi. Selain itu juga sering tidak lengkap lampu sent dan bahkan tidak punya lampu depan. Ditambah lagi sikap pongah anak-anak yang suka borong jalan, saat mereka bergerombolan di jalan raya.Â
Kondisi memborong jalan dan ugal-ugalan tersebut sering kita jumpai di saat bulan Ramadhan kala mereka melakukan acara asmara subuh. Selain itu, aksi kebut-kebutan yang dilakukan oleh anak-anak tersebut juga sudah membuat masyarakat repot dan juga polantas sendiri sering dijadikan bulan-bulanan oleh anak-anak pengemudi sepeda motor  yang masih di bawah umur tersebut.
Banyak orang yang merasa teranggu dengan aksi balapan, ugal-ugalan yang dilakukan oleh anak-anak di jalan raya, namun sayang sekali, orang tua banyak yang tidak sadar bahwa semua kesalahan anak di jalan raya adalah karena kesalahan orang tua yang membiarkan dan memfasilitasi anak di bawah umur mengendarai sepeda motor atau kenderaan bermotor sendiri. Selain itu, selama ini polisi lalu lintas juga terkesan tidak tegas dan bahkan tidak peduli bila melihat ada anak-anak yang mengemudi sendiri.Â
Anak-anak tersebut ketika bertemu dengan polisi lalu lintas, malah tidak dianggap polisi, mereka merasa aman, karena polisi tidak menghentikan mereka. Makanya, lalu lintas di negeri kita ini kacau dan tingkat kecelakaan pun tinggi. Mengapa? Kita belum berbudaya tertib dan masih tidak mau belajar santun di jalan raya. Orang tua pun, tanpa pernah punya rasa bersalah, membonceng anak dengan mengambil jalan yang salah, menerobos rambu lalu lintas. Maka, wajah buruk kita itu bisa kita lihat pada tata cara kita berkenderaan.