Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Samurai Blue" dengan "Giant Killing" dan Sheena Ringo

23 Juni 2018   11:24 Diperbarui: 23 Juni 2018   11:31 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata "Keajaiban Mordovia" terjadi saat Jepang bertanding melawan Kolombia pada hari Selasa, 9 Juni yang lalu. "Samurai Blue" yang gaek bisa menaklukkan Kolombia dengan skor 2-1.

Pertandingan memang berjalan dengan cepat sejak menit ke 3, dimana Carlos Sanchez "menghentikan" tembakan bola yang dilepaskan oleh Kagawa Shinji dengan tangan di kotak penalti. Kejadian ini menghadiahkan tendangan penalti kepada tim Jepang, yang bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Kagawa. Sebaliknya, Sanchez juga mendapat "hadiah", yaitu berupa kartu merah dari wasit dan harus keluar dari lapangan pertandingan.

Akibatnya, setelah itu Kolombia hanya bisa pasrah bermain dengan 10 orang. Dalam catatan pertandingan FIFA Piala Dunia (selanjutnya akan saya singkat FPD), pemberian kartu merah ini adalah yang tercepat nomor 2. Sedangkan yang memegang peringkat nomor satu paling cepat dalam pemberian kartu merah adalah saat FPD di Meksiko tahun 1986, pada pertandingan antara Uruguay dan Scotland, yaitu "hanya" 55 detik sejak pertandingan dimulai.

Mengenai jalannya pertandingan Jepang lawan Kolombia secara detail, saya tidak akan membahasnya lagi disini karena sudah banyak ditulis atau diulas di berbagai media.

Yang pasti, dengan jumlah pemain yang masih 11 orang, Jepang tidak kesulitan untuk mengatur strategi permainan karena jumlah pemain masih lengkap untuk menduduki semua posisi sesuai dengan siasat yang dirancang oleh Nishino Akira, sang pelatih baru. 

Dalam olah raga sepak bola, ada banyak hal yang bisa mempengaruhi jalannya pertandingan, salah satu diantaranya adalah posisi pemain. Namun bisa dikatakan bahwa pengaturan siasat posisi pemain dalam suatu pertandingan sepak bola, sangat menentukan jalannya pertandingan dan bahkan bisa menentukan hasil akhir yang bisa diraih oleh suatu tim. 

Berbeda misalnya dengan baseball, dimana posisi pemain yang bertanding tidak jauh berbeda antar tim dan tidak begitu menentukan hasil akhirnya. Misalnya, pasti ada beberapa pemain yang ditempatkan di setiap (atau dekat) base, sementara yang lainnya ditempatkan secara teratur di titik lain yang juga tidak banyak variasinya antara satu tim dengan tim yang lain. Ketrampilan pemain dalam batting (memukul) lemparan bola dari pitcher, dengan kata lain ketrampilan dari masing-masing pemain lah yang menentukan jalannya pertandingan maupun hasil akhir.

Kembali kepada tim Jepang, dengan kekuatan (jumlah pemain) yang lebih unggul, Nishino memberikan arahan kepada timnya agar bermain lebih agresif dan tidak tanggung dalam menyerang gawang lawan. Nishino juga mengatur posisi side back ditaruh agak maju di depan, terutama setelah babak kedua pertandingan. Dengan diiringi permainan bola horisontal oleh para pemain center back, pemain Jepang mematangkan posisi dan sekaligus melihat kesempatan untuk menyarangkan bola ke gawang lawan.

Dari data pun kita bisa lihat betapa agresifnya tim "Samurai Blue". Jepang melakukan serangan tembakan bola ke gawang lawan sebanyak 14 kali, dibanding Kolombia yang hanya 8 kali. Penguasaan bola tim Jepang juga lebih lama sebanyak 58 persen, dibandingkan Kolombia 42 persen. Jepang juga unggul dalam jumlah total merebut bola lawan, yaitu sebanyak 46 kali, dibanding Kolombia 40 kali. Dalam jumlah pemain yang bergerak dengan total jarak lebih dari 10 Km, Jepang juga unggul. Tercatat tiga orang pemain yang total jarak pergerakannya lebih dari 10 Km dalam tim Jepang, yaitu Nagatomo (10,745 Km), Haraguchi (10,158 Km) dan Hasebe (10,063 Km). Sementara, dalam tim Kolombia hanya tercatat satu orang saja yaitu Lerma dengan jarak 10,916 Km.

Kemenangan Jepang yang ditentukan dengan sundulan Oosako Yuuya setelah umpan dari tendangan pojok yang dilakukan oleh Honda Keisuke pada babak ke dua di menit 73, merupakan juga pertama kali terjadi dalam sejarah. Jepang akan dicatat sebagai negara Asia pertama yang berhasil "menaklukkan" tim dari negara Amerika Latin. Kemenangan Jepang bak "si kecil" David yang berhasil membunuh "raksasa" Goliath, yang dalam sepak bola biasa disebut sebagai "Giant Killing". Bahasa Jepangnya disebut "ban-kuruwase".

Kemudian disetiap perhelatan FPD, Televisi NHK selalu memilih satu lagu tema untuk pembangkit semangat. Untuk tahun ini, lagu "VOLT-AGE" yang dinyanyikan oleh grup band Suchmos dipilih sebagai lagu untuk tema FPD 2018. Lagunya menurut saya bagus, namun masyarakat banyak yang berkomentar bahwa lagu ini kurang tepat sebagai lagu tema FPD. Kebanyakan  masyarakat (terutama orang mudanya) lebih suka dengan lagu yang dibawakan oleh  Sheena Ringo untuk perhelatan FPD tahun 2014 yang berjudul "NIPPON".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun