Mohon tunggu...
Syam Aditya Ramdani
Syam Aditya Ramdani Mohon Tunggu... Wiraswasta - CEO of Kerabu

Diam Sejenak atau Berlari sekencang mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melesat atau Tumbang, Industri Kreatif Kerajinan Anyaman Pandan Rajapolah Selama Pandemi Covid-19

16 Januari 2021   15:35 Diperbarui: 16 Januari 2021   15:38 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Inovasi dan digitalisasi menjadi salah satu kunci kesuksesan bidang usaha atau bisnis hari ini, kemampuan terus menerus melakukan perbaikan, perubahan, adaptasi dan penyelarasan dengan keadaan zaman menjadi bagian dari kemampuan membaca pasar yang dapat mendorong inovasi. Selain inovasi yang terus dijaga, upaya lain yang dapat dilakukan dalam mengembangkan usaha dengan lebih efektif dan mudah adalah memanfaatkan teknologi digital, dari mulai pendataan dan administrasi, sampai pembukuan dan penjualan yang akan membantu setiap pengusaha dalam efisiensi biaya dan memperluas pasar pada bidang usaha yang dimiliki. Kemampuan inovasi dan digitalisasi ini jugalah yang menjadi jawaban dari tantangan pandemi covid 19 bagi para pengusaha.

Salah satu bidang usaha yang potensial dan berpeluang besar untuk tumbuh  dengan mengadopsi inovasi berkelanjutan dan digitalisasi yang cermat sebagai buah dari hikmah pandemi Covid-19 ini adalah bidang industri kreatif. Penulis menyoroti usaha kerajinan anyaman pandan yang telah menjadi komooditas perekonomian yang berlandaskan nilai budaya dan telah tumbuh dan berkembenag sejak puluhan tahun lalu di wilayah Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya.

Lingkungan alam daerah Rajapolah memberi kesuburan untuk tumbuhnya tanaman pandan. Tumbuhan tersebut memberi kehidupan kepada sebagian warga Kecamatan Rajapolah antara lain sebagai pengrajin anyaman, meskipun kini tanaman tersebut sangat sedikit jumlahnya. Berkurangnya tanaman pandan mengakibatkan berkurangnya petani-petani pandan, sehingga bahan baku tersebut harus didatangkan dari luar daerah itu, yakni dari gembong, Jawa Tengah.

Pengrajin anyaman di rajapolah sendiri masih menggunakan teknik tradisional dengan mengandalkan keterampilan tangan. Teknik tersebut hakikatnya bertolak dari teknik lama, seperti dalam pelaksanaan menganyam daun pandan dan panama yang belum dapat digantikan dengan mesin. Hal itu lah yang menjadikan identitas dari kerajinan tradisional Rajapolah

Situasi pandemi yang mengharuskan masyarakat untuk mengurangi aktivitas interaksi sosial, memungkinkan usaha kerajinan anyaman pandan Rajapolah dapat melakukan promosi hingga penjualan secara digital. Mengutip dari laman berita daring yang dimuat pada nasional.kontan.id tertanggal 2 juni 2020, menyebutkan bahwa “Tinjauan Big Data Terhadap Dampak Covid-19 2020 yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), mendapati penjualan online pada masa pandemi ini malah melonjak tajam bila dibandingkan dengan penjualan di bulan Januari 2020”

Melihat data tersebut, peluang pada inovasi dan digitalisasi pengrajin anyaman pandan di rajapolah dapat ditingkatkan dan di maksimalkan sebagai upaya bertahan dari musibah pandemi, bahkan menjadi jalan untuk berkembang pesat dalam bidang industri kreatif.

Namun demikian, kemampuan menganalisis pasar dan inovasi yang masih rendah dan kurang yang diamati penulis masih akan menjadi kendala bagi setiap usaha bidang industry kreatif pada kerajinan anyaman panda Rajapolah dapat berkembang.

 “Menurut Agus & Komang (2008:39) diperlukan adanya pembinaan yang berkelanjutan dan secara berkala pada perajin anyaman pandan Rajapolah khususnya mengenai kemampuan berinovasi yang salah satunya dapat dengan cara sosialisasi mengenai kemampuan membaca kebutuhan dan selera pasar”

Selain upaya inovasi yang masih terus di tingkatkan, kecanggihan teknologi dan masifnya penggunaan teknologi digital baik dalam kepentingan administrasi, promosi sampai penjualan menjadikan peran serta inovasi dan digitalisasai harus didorong bersamaan dan berkelanjutan. Salah satu contoh kecil dan dapat dilakukan dalam upaya digitalisasi adalah dengan memiliki toko online (website) sebagai tempat promosi sampai penjualan produk agi pengrajin anyaman pandan Rajapolah.

“Menurut Khalif dan Syarip (2017:198) penerapan identitas visual pada media promosi website dibutuhkan untuk dapat menjangkau target pasar secara luas dan efektif sekaligus memperkenalkan dan meningkatkan kesadaran akan brand wisata kerajinan Rajapolah, sehingga dapat menjangkau target pasar yang lebih luas dan juga dapat membantu meningkatkan daya jual produk kerajinan Rajapolah dengan adanya fitur toko online”

Maka dari penulisan sebelumnya dan beberapa referensi dari laman berita yang didapat, pendampingan dalam hal inovasi dan digitalisasi produk kerajinan anyaman pandan Rajapolah harus dilakukan secara terfokus, terstruktur dan terencana dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun