Mohon tunggu...
Syukur Umar
Syukur Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti/penulis, dan penikmat musik dan perjalanan wisata

Menulis adalah kepastian hidup......

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tinjauan Mitologi dan Agama terhadap Gempa Palu 7.4 dan Pandemi C-19 (Bagian 3, Habis)

11 Desember 2021   16:59 Diperbarui: 11 Desember 2021   17:03 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kelelawar, Covid-19 dan Agama

Kedudukan kelelawar pada bencana pandemi C-19 hampir sama dengan kedudukan balia pada konteks gempa Palu 7.4 yang diulas pada Bagian terdahulu.  

Keduanya dianggap memiliki kontribusi terpicunya bencana yang menelan banyak korban jiwa dan kerugian materil dan non materil. Masyarakat juga memiliki persepsi positif dan negatif atas keduanya. 

Pada perspektif mitologi, ada masyarakat dan bangsa yang beranggapan bahwa kelelawar pertanda keburukan bagi manusia. Namun ada juga berpandangan sebaliknya. 

Ada masyarakat yang meyakini bahwa kelelawar merupakan jelmaan makhluk gaib dan harus diwaspadai karena sebagai pertanda buruk jika masuk ke dalam rumah. 

Ada juga yang percaya kelelawar berhubungan dengan aura negatif sehingga jika hewan tersebut masuk ke dalam rumah, maka kemungkinan di rumah tersebut pernah terjadi kejadian buruk di masa lampau. Bahkan ada suku bangsa yang percaya bahwa kelelawar merupakan hewan pembawa bencana.

Beberapa masyarakat meyakini bahwa bila kelelawar  memasuki rumah dan terbang memutar searah jarum jam, maka hal itu bertanda baik bagi penghuni rumah. Dalam waktu dekat penghuni rumah akan mendapat rezki yang tak terduga. 

Di Provinsi Sulawesi Tengah, terdapat Pulau Kelelawar yang dihuni oleh ribuan burung kelelawar. Keberadaan burung kelelawar tersebut memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Masyarakat menangkap burung dan menjualnya seharga Rp 7000 per ekor. 

Selain itu Pulau Kelelawar merupakan destinasi wisata yang berdampak ekonomi terhadap masyarakat setempat. Lokasi Pulau Kelelawar tidak jauh dari episentrum gempa Palu 7.4. 

Wisatawan yang datang ke pulau tersebut selain menikmati keunikan kelelawar di senja dan malam hari, juga dapat menikmati keindahan pasir putih dan kerimbunan pohon bakau serta berenang, snorkeling, memancing dan berperahu di siang hari.

Sedikit berbeda dengan cerita tentang kelelawar yang menyeramkan. Pada perspektif agama Islam, kelelawar adalah salah satu hewan yang istimewa dan dimuliakan. Tercatat dalam hadits, salah satu sumebr ajaran Islam, bahwa burung kelelawar adalah burung yang memadamkan kobaran api yang membakar Masjid Baitul Maqdis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun