Mohon tunggu...
Sylva Gustiana Putri
Sylva Gustiana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Vokasi IPB University

always have a positive influence on myself.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Dalam Arti Nasionalisme

31 Juli 2021   01:21 Diperbarui: 31 Juli 2021   02:23 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang kita pikirkan pertama kali ketika melihat kata “Nasionalisme” ? tentu saja di benak kita terbayangkan sebuah sikap cinta tanah air dan bangsa atau negaranya sendiri. Sikap itu timbul karena adanya kesadaran dari dalam diri seseorang bahwa bangsanya telah memperjuangkan hak-hak dan kemerdekaannya untuk bisa mempersatukan sebuah negara. Itu semua tidak luput atas peranan para pejuang dan tokoh tokoh penting yang sudah pasti mempunyai sikap nasionalisme yang sangat kuat. Butuh semangat, dan harapan serta daya juang yang tinggi untuk mempertahankan nasionalismenya.
 
 Bisakah bangsa dan negara berdiri sendiri tanpa adanya sikap nasionalisme dari masing masing masyarakatnya?. Tentu saja hal itu tidak dapat di wujudkan jika masing masing individunya tidak mempunyai sikap nasionalisme yang kuat. Karena dorongan untuk mempertahankan cita-cita dan tujuan sebuah bangsa harus di landasi dengan nasionalisme. Jika nilai nasionalisme dalam masyarakatnya perlahan sudah mulai luntur maka bangsa dan negara pun terancam terpecah belah. Untuk menghindari hal semacam ini terjadi maka perlu ikatan saling percaya antara pemerintah dengan masyarakat.
 
  Nasionalisme pun tidak hanya ada dalam diri seseorang ataupun aparat pemerintah. Namun, nasionalisme dapat mencangkup aspek-aspek lain yang ada di sebuah negara. Seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Aspek-aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain karena nasionalisme merupakan salah satu ideologi politik, lalu untuk meningkatkan perkembangan ekonomi maka dianjurkan membeli dan menggunakan barang-barang produk buatan lokal sehingga masyarakat lebih mengenal kebudayaan dalam negeri sendiri.
 
 Apalagi di zaman era modern ini kemajuan teknologi yang sudah canggih dapat berdampak juga terhadap sikap nasionalisme. Mudahnya ideologi-ideologi asing masuk ke dalam suatu negara bisa juga menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakatnya. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang bijak kita harus pandai memilah-milih suatu ideologi dan kebudayaan asing agar tidak sampai mengurangi rasa nasionalisme yang kita miliki. Namun, jangan jadikan globalisasi sebagai dampak yang buruk bagi sebuah bangsa atau negara. 

Kita juga bisa memanfaatkan era ini untuk mempelajari hal-hal tentang nasionalisme lebih luas lagi. Bahkan mungkin kita dapat saling berinteraksi terhadap orang-orang dari seluruh penjuru dunia. Tidak ada salahnya juga untuk bertukar pikiran atau pengalaman dengan beberapa individu yang mempunyai latar belakang berbeda dengan kita karena itu dapat mengubah pola pikir kita agar menjadi lebih kritis.
 
 Semakin besar bangsa dan negaranya maka semakin beragam pula karakter masing-masing masyarakatnya. Dalam hal ini sangat rentan terjadinya sebuah konflik atau pertikaian, tentunya sikap saling menghormati satu sama lain pun sangat penting untuk kita terapkan. Nasionalisme tanpa memperdulikan sikap saling menghormati bukanlah sikap sejati dari nasionalisme itu sendiri. Di saat kita ingin membela dan melindungi negara maka harus di mulai dari antara sesama individunya.
 
 Sikap nasionalisme bukan berarti membuat kita menjadi mempunyai pandangan berbeda terhadap negeri kita sendiri. Tidak menutup kemungkinan bahwa sebuah kesalahan-kesalahan telah terjadi baik disengaja maupun tidak disengaja. 

Hal seperti itu jangan sampai menutup mata kita bahwa dengan mempertahankan sikap nasionalisme maka harus membela negara walaupun dalam posisi telah melakukan sebuah kesalahan. 

Kebenaran dan keadilan harus tetap di tegakkan, jika ingin melindungi negeri kita dari sebuah kesalahan maka jadikanlah kesalahan tersebut sebagai sebuah pelajaran agar jangan sampai terulang lagi. Apapun kesalahan yang pernah diperbuat oleh negeri kita sendiri lalu kita berusaha menutupi kebenaran dengan dalih atas nama nasionalisme. Maka itu bukanlah nasionalisme yang sesungguhnya melainkan hanyalah sebuah ego yang telah tumbuh dalam pribadi seseorang dan telah menutupi mata hatinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun