Mohon tunggu...
Syifa Susilawati
Syifa Susilawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Mahasiswi Sarjana - Sejarah Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa yang Salah dengan Humanisme Barat?

2 September 2022   19:31 Diperbarui: 8 September 2022   13:23 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu hal yang amat meresahkan dari teori humanisme barat ialah pengkultusan kebebasan atas nama Hak Asasi Manusia tanpa adanya suatu pembatasan kongkret yang disepakati bersama. 

Sebenarnya baik secara konseptual maupun secara historis, Islam telah menempatkan penghargaan atas hak-hak manusia atau humanisme dengan porsi yang bermartabat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat yang membentuk suatu hujjah syar'I yang berbicara mengenai penjaminan terjaganya hak asasi manusia dalam islam. 

Lebih daripada itu, humanisme dalam islam memiliki suatu pembatasan keterangan yang cukup jelas dan terang, artinya, humanisme dalam islam memiliki kandungan makna yang pasti secara definitive dan praktis, yang mana segala ketentuan humanisme itu diatur oleh garis-garis hukum syar'I yang bersumber dari dua otoritas risalah nubuwwah, yakni Alquran dan Hadits Shahih. 

Tesis yang dilontarkan humanisme barat untuk mencounter humanisme dalam islam sebetulnya tidak perlu dibantah dengan anti tesis yang rigid. Seperti kontestasi makna anti universal, pro radikalisasi, terlalu teistik dll. Karena bila dikaji lebih mandalam, sebetulnya humanisme dalam islam sudah mampu menjawabnya dengan sintesis fakta yang tidak dapat dibantah lagi. Humanisme islam mencakup dua dimensi penting, yakni dimensi transcendental maupun dimensi sufi-teistik. 

Artinya tidak ada suatu pertentangan yang betul-betul berarti dan layak diperadukan secara fitrah kemanusiaan sekalipun bila dipersandingkan dengan beragam latar belakang politik, budaya, social, agama, ras. 

Secara socio-cutural dan doktrin teistik, sebenarnya humanisme islam sudah menempatkan ide umum dari humanisme barat, kemudian disempurnakan oleh adanya garis batas yang jelas dan terang yakni bersumber kepada Alquran dan Hadits shahih. Dengan begitu, humanisme islam sudah cukup untuk menjamin terpeliharanya Hak Asasi Manusia disertai batasan pokok yang tidak bertentangan dengan fitrah manusia seutuhnya.

Humanisme barat, sebagaimana hari ini dapat kita saksikan bersama. Dalam perjalanannya sudah menunjukkan banyak potret kegagalan dalam menjamin terselenggaranya HAM di dunia internasional secara adil. 

Hal ini terjadi seperti yang kita lihat dalam banyak kebijakan internasional yang berlaku, yang mana sikap politik barat terhadap permasalahan-permasalahan internasional selalu ber- "standar ganda". Misalnya terkait sikap politik internasional barat (baca: PBB) terhadap penjajahan di negeri minoritas muslim seperti uygyur, lalu penjajahan tak berkesudahan di palestina,  dan seterusnya yang amat berbeda dengan sikap dan kepedulian sosial yang mereka lakukan untuk menyuarakan konflik rusia-ukraina beberapa waktu lalu. 

Sekali lagi, humanisme barat memang telah gagal mengejawantahkan makna standar kemanusiaan secara utuh dan ideal, bila memang dalam kenyataan yg kita saksikan bersama, baik dari segi teori yang cacat mendefinisikan makna ideal dari humanisme, atau juga secara das sein atau kenyataan, yang justru berbanding terbalik dengan jargon-jargon manis yang di beritakan di media. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun