Mohon tunggu...
syifakhsnl syifakhsnl
syifakhsnl syifakhsnl Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Kaum Dhuafa

28 Januari 2021   21:07 Diperbarui: 29 Januari 2021   21:22 1949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat tingginya wabah virus corona dan kesenjangan sosial di Indonesia maka, untuk membantu mengurangi angka kesenjangan sosial yang ada di Indonesia , salah satunya yaitu pemberdayaan keluarga kaum duafa . keluarga duafa adalah golongan manusia yang senantiasa hidup dalam zona kemiskinan , ketertindasan, ketidakberdayaan, kelemahan dan penderitaan yang terus menerus , contohnya adalah fakir miskin, anak terlantar , orang cacat dan anak-anak yatim. Oleh karena itu pantaslah bagi mereka untuk diberdayakan , guna mengurangi kesenjangan sosial di Negara kita ini. 

Sesungguhnya Allah berfirman : "Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros" (Qs Al Isra 17:26)

Dalam Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka ada salah satu mata kuliah yang mengajarkan kita sebagai umat muslim untuk saling berbagi yaitu mata kuliah "Kemuhammadiyahan" yang setiap tahunnya melaksanakan kegiatan tersebut( Pemberdayaan Kaum Dhuafa). kelompok kita yang terdiri dari 3 orang yaitu Andita Syafa(1902033050), Dinda Pratiwi(1902033019) dan Syifa Khusnul Khotimah(1902033014) ingin membantu meringankan kebutuhan hidup saudara kita yang sangat membutuhkan uluran tangan kita

Mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka melakukan kegiatan Kemuhammadiyahan ini selama 2 bulan mulai dari berbagai proses yaitu survey target Kemuhammadiyahan, fundraising dan  yang terakhir penyaluran bantuan. Lokasi yang di targetkan di rumah nenek Romlah (80) yang beralamat di jl Kemuning 1 No.9 Jakarta Barat tanggal 9 Januari 2021 pukul 15.00-17.00. 

Nenek Romlah(80) seorang nenek yang telah berumur lanjut usia yang ditinggalkan suaminya karena meninggal dunia. Hidup bersama 2 anaknya, Rumianah(50) dan Syamsiah(42) yang sehari-hari mengais rejeki dengan mencari rongsokan karna dengan umur dan batasan pendidikan mereka tidak bisa bekerja dengan layak. Nenek Romlah mempunyai cucu yang masih bersekolah tingkat kelas 4 sd.

Bergantung hidup dengan rejeki dari mengais rongsokan hidup nenek Romlah dan keluarga sangat kekurangan. Apalagi ditambah dengan cucunya yang bersekolah tingkat SD yang masih butuh biaya yang banyak untuk sehari-hari.

Nenek Romlah tinggal di rumah yang cukup memprihatinkan, keadaan rumah yang berantakan dengan barang rongsokan, barang-barang rumah yang kurang memadai, kamar mandi yang sangat kurang dan kotor.

Kegiatan ini termasuk kegiatan yang sangat banyak menyita waktu, tenaga dan pikiran. Tetapi rasa itu hilang seketika disaat kita semua melihat keluarga Nenek Romlah (80) tersenyum dan rasa senang yang ada pada diri mereka. Ternyata rasa bahagia dan tentram itu bisa di dapatkan dengan mudah dengan cara hidup saling membantu serta saling menghargai.

 

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun