Mohon tunggu...
Syifa Khairani
Syifa Khairani Mohon Tunggu... -

sipasipeng.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mereka Hanya Butuh Kesungguhan

7 Januari 2014   19:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:03 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bermain adalah salah satu kebutuhan tersendiri yang di perlukan untuk anak-anak pada umumnya, sama halnya seperti belajar dan mendapatkan pendidikan yang layak. Bagaimana jika kenyataannya pada saat ini kebutuhan-kebutuhan sederhana untuk tumbuh kembang anak semacam itu tidak di rasakan oleh beberapa anak kebanyakan? Khususnya kepada anak jalanan, dari sebutan itu pun rasanya setiap orang tahu apa yang akan mereka kerjakan. Tidak mendapatkan haknya, tidak dapat merasakan apa yang banyak anak beruntung rasakan ketika duduk di bangku kayu sekolah dengan buku dan alat tulis lengkap bersama seragam sekolahnya. Lalu di tempat yang sama ada pula beberapa anak yang berkeringat dengan baju lusuh melangkahkan kakinya di pinggiran jalanan.

Faktanya saat ini, bahkan sebuah peraturan daerah yang menyangkut anak jalanan pun masih wacana dalam bayangan yang samar. Ada, tapi hanya sebuah tulisan yang tidak di laksanakan, tidak ada kesungguhan dari pemerintah untuk menuntaskan secara bersih semua kasus- kasus yang seperti ini, sesederhana masalah anak jalanan ini, sederhana ketika kesungguhan dalam menyelesaikan kasusnya ini benar-benar ada. Tapi, lagi-lagi faktanya, terlalu banyak para petinggi yang hanya mengajukan beberapa program penuntasan berujung proyek keuntungan. Para ‘penyunat’ anggaran tersebut biasanya mengeluh-eluhkan ide-ide cemerlangnya yang ketika sudah mendapat sorotan media, di ketahui oleh semua masyarakat, mendapat tanggapan baik dari orang-orang dalam yang bersangkutan, di berikan anggaran untuk memperlancar program tersebut, namun, jalannya berbelok. Sudah banyak kasus yang seperti itu, tapi sepertinya media bahkan enggan meliput karena sudah terlalu banyak kasus sejenisnya. Sudah menjadi hal yang biasa, julukkan untuk tikus-tikus seperti itupun rasanya sudah habis terpakai untuk setiap judul yang mereka coba tunjukkan melalui setiap laporan kejadian.

Ironisnya, masalah anak jalanan ini menjadi banyak sorotan tapi seperti di abaikan. Ada alasan dari beberapa anak jalanan ini, entah keinginan tersendiri, tuntutan kehidupan, atau bahkan eksploitasi beberapa orang, yang seharusnya menjadi alasan tersendiri untuk pemerintah dalam menuntaskan kasus anak jalanan ini. Contohnya, di Kota Serang, ada beberapa anak di bawah umur 5 tahun yang di haruskan untuk mengemis atau mengamen di jalanan dengan kedok tuntutan hidup dalam eksploitasi anak yang tidak seharusnya, dimana peran pemerintah dalam satu kasus yang seperti ini? Bahkan bukan hanya satu atau dua orang, lebih dari itu. Para petinggi mengetahuinya, tetapi seperti mereka sedang mengenakan kacamata hitam pekat. Kemudian, peran media lokal dalam mempublikasikan kasusnya untuk saat ini sangat kurang, hanya berhenti pada bagian memberitakan dan selesai. Tidak mengeluarkan fungsi penuh sebuah media yang seharusnya, memberitakan, mengusut tuntas sebuah penelitian, menekan para pemerintah dengan hukum yang berlaku bersama beberapa pakar yang bersangkutan, dan meminta bukti nyata program apa yang sudah pemerintah lakukan dan sampai mereka selesai, bungkus satu paket infomasi tersebut kepada masyarakat dan desak pemerintah untuk melakukan sesuatu. Melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan dalam hal ini. Karena seharusnya tidak ada media yang netral, sebuah media itu harus berpihak. Berpihak kepada masyarakat, berpihak kepada yang benar, kepada sebuah informasi real, yang seharusnya di informasikan. Dan dalam kasus ini media seharusnya berpihak kepada masyarakat. Pada setiap Perda yang di keluarkan atau di buat oleh DPRD dan eksekutifnya seharusnya di laksanakan dengan baik dan sungguh-sungguh, jangan hanya pembangunan gedung-gedung tinggi, perbaikan jalan dan infrastuktur saja yang di prioritaskan. Anak jalanan kini sudah menyebar tak beraturan seperti semut-semut kecil yang kita juga lihat tetapi tetap saja di abaikan.

Pada kasus anak jalanan yang juga termasuk ke dalam kebanyakan kedok dengan tuntutan hidup dan alasan baik yang lainnya, yang bahkan sebenarnya alasan-alasan tersebut sudah di rancang atau di buat skenarionya secara baik dan rapi, walau tidak semuanya yang seperti itu, hanya kebanyakan anak-anak yang termasuk ke dalam kasus eksploitasi anak secara tidak baik ini, ada yang masih dapat merasakan bangku sekolah lalu setelahnya baru bekerja, ada yang memang sudah benar-benar di rancang untuk bekerja secara penuh di jalanan. Bahkan, sudah banyak kasus-kasus yang di ketahui oleh masyarakat dan pemerintah tentang anak-anak yang sengaja di sewakan untuk ikut bekerja bersama orang lain, ironisnya itu di lakukan oleh orang tuanya sendiri.

Sebenarnya dalam tindakan nyata yang menunjukkan tanggapan dari pemerintah dalam merazia dan menangkap mereka oleh petugas Satpol PP itu sudah baik adanya, mereka di data dan di masukan ke dalam panti, lalu di bina secara baik. Itu yang banyak masyarakat tahu selama ini. Namun ternyata, faktanya yang terjadi setelah adanya pendataan dalam penangkapan tersebut dan terjadi pembinaan dalam panti-panti sosial itu tidak terjadi secara lancara atau tidak secara sungguh-sungguh pendidikan itu di berikan. Tidak hanya kepada anak jalanan dan pengemis atau para penghuni jalanan yang lainnya, yang pada akhirnya dengan beberapa minggu kurungan tersebut mereka di lepas kembali dengan ilmu secukupnya, tanpa modal untuk melanjutkan ilmu yang sudah di dapat dengan harapan mempunyai pekerjaan yang lebih baik itu tidak terlaksanakan. Yang pada ujungnya mereka akan kembali lagi ke jalanan, melakukan hal yang sama dengan sebelumnya dan tidak ada yang berubah. Siklus ini terus berputar dan tidak memiliki jalan lain untuk memperbaikinya. Berbicara tentang program yang di laksanakan ini benar-benar baik dan harus di teruskan, hanya yang kurang adalah orang-orang yang sungguh-sungguh dan dengan niat baik yang seharusnya di kumpulkan dalam satu wadah fokus untuk menuntaskan dengan sebaik-baiknya kasus anak jalanan seperti ini.

Faktanya, pada saat ini yang kita butuhkan adalah seorang pemimpin yang baik dengan kesungguhan yang bagus dan sistem yang ada. Sebenarnya sistem pemerintah pada saat ini sungguh bagus dan pasti di dukung penuh oleh masyarakat, hanya kurang sekali pemimpin yang mempunyai kesungguhan seperti halnya, Jokowi yang banyak masyarakat tau dan begitu pro dengan cara kerjanya selama ini. Sudah terjadi dan berhasil sebenarnya penuntasan anak jalanan seperti ini di Surabaya, apa yang menyebabkan daerah kita ini belum juga bisa seperti itu? Banten mempunyai sistem yang buruk, atau memiliki Kepemimpinan yang buruk?

Kalau bukan dari pemerintah kita sendiri, harus siapa lagi? Anak-anak jalanan seperti itu sama dengan anak-anak yang lainnya, sama seperti anak-anak para petinggi yang suka menyunat anggaran yang seharusnya di berikan dan menjadi hak-hak mereka. Sama saja, mereka hanya anak-anak, mereka perlu untuk mendapatkan pendidikan, mereka perlu memiliki lingkungan yang layak, mereka harus mendapatkan kasih sayang yang sama seperti yang lainnya, mereka punya cita-cita yang sama tinggi dengan anak-anak yang sudah lebih dulu mengenal bangku kayu sekolah dan ilmu-ilmu yang di dapatnya. Hanya keadaan dan fasilitas yang kurang saja pada kehidupan mereka, yang menyebabkan mereka harus terus melangkahkan kakinya di pinggiran jalanan, di dekat lampu merah dan beberapa kendaraan. Entah sudah berapa banyak waktu yang harus di korbankan, dan harus berapa kali lagi mereka melewatkan tangga ulang tahunnya dengan keadaan yang sama di jalanan? Masyarakat percaya bahwa negeri ini bisa tuntas dari kebodohan, dari kejahatan, dari kekerasan seperti halnya kasus eksploitasi anak di jalanan. Kita bisa melakukan semuanya, kita punya sistem dan pemimpinnya, yang sekarang di butuhkan hanya satu dari itu semua. Kesungguhan, kita perlu banyak dalam poin yang satu ini.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun