Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eskavator Dibakar, Siapa Mau Ganti?

20 Agustus 2015   19:52 Diperbarui: 20 Agustus 2015   19:52 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah Lo eskavator siapa yang dibakar, siapa yang bakar memangnya?

Bukan.. Bukan  punya saya eskavatornya. Saya mah mahasiswa biasa belum perlu dan belum mampu kayaknya beli eskavator :)

Nih ya, yang dibakar itu eskavatornya punya Pemprov DKI Jakarta. Ceritanya Pemprov DKI Jakarta mau menertibkan pemukiman liar di sekitar bantaran sungai Ciliwung di daerah Kampung Pulo Jakarta Timur. Pemukiman liar itu dianggap harus ditertibkan karena Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama mengklaim bahwa rumah-rumah tersebut berdiri diatas tanah milik negara. Penertiban pemukiman liar tersebut dilakukan mengingat Jakarta yang sebentar lagi akan memasuki musim hujan, Seperti diketahui daerah Kampung Pulo yang memang dekat dengan sungai ciliwung memang menjadi daerah langganan banjir setiap tahunnya. Nah biar gak banjir makanya ditertibin, Pemprov DKI Jakarta sudah menyediakan Rusun sewa di daerah Jati Negara Barat untuk merelokasi warga yang terkena penertiban, sosialisasi juga sudah dilakukan sejak sebelum puasa, jauh sebelum penertiban itu terjadi. Hasilnya; ada sebagian warga yang mau pindah, tapi ada juga yang menolak dan tetap memilih untuk tinggal di daerah Kampung Pulo. Mereka yang menolak direlokasi ke rusun imbasnya yah.. Kena Penertiban. Rumah mereka yang berdiri diatas tanah negara mau dirobohkan sama pihak Pemprov DKI. Jakarta hari ini (Kamis 20-08-2015).

Setelah dilakukan masa sosialisasi selama ±  2 bulan, diputuskan bahwa eksekusi terhadap pemukiman liar tersebut harus dilakukan hari ini. (Kamis 20-08-2015). Sebagian warga Kampung Pulo tidak terima dan menolak di relokasi ke rusun.

Sebagian warga Kampung Pulo yang gak mau direlokasi ke rusun minta ganti rugi sama Pemprov DKI Jakarta, tapi sama pihak pemprov gak dikasih dengan alasan tanahnya punya negara, bukan punya warga situ. Nah sebagian warga yang gak terima rumahnya digusur tanpa ganti rugi ini ngamuk dan perotes atas tindakan penertiban yang dilakukan sama pemprov DKI Jakarta. Akhirnya ricuh, terjadilah bentrok antara satpol PP dan warga Kampung Pulo. Imbasnya selain jadi macet di jalan Matraman mengarah Jati Negara, eskavator punya pemprov DKI Jakarta pun jadi korbannya; dibakar warga yang terlibat bentrok. Pasca kejadian ini, 20 orang warga   yang diduga sebagai provokator diamankan ke pihak yang berwajib.

Nah sekarang warga Kampung Pulo yang menolak di relokasi ke Rusun dan memilih tetap tinggal di bantaran sungai Ciliwung itu minta ganti rugi. Gak salah tuh? padahal sudah jelas aturannya[1] kalau daerah resapan air itu gak boleh dibangun apa-apa. Soalnya kalau gak gitu ya banjir tiap tahun pasti datang lagi datang lagi. Jakarta akan kerendam lagi.

Jadi gak salah dong kalau pemprov DKI Jakarta  mau menertibkan pemukiman liar. Kan demi kebaikan juga biar gak makin banyak korban banjir, karena kalau banjir efeknya orang jadi miskin, alat elektronik rusak, apa-apa rusak, belum lagi dampak penyakit yang timbul akibat banjir seperti gatal-gatal, DBD dan diare. Nah repot kan kalau Jakarta khususnya daerah Kampung Pulo banjir terus tiap tahun?

Lagipula kalau banjir lagi mau minta bantu ke siapa, yang disuruh tanggung jawab juga siapa? Pemerintah-pemerintah juga pasti.

Padahal dari jauh-jauh hari Pemprov DKI sudah 'cerewet' banget nyuruh pindah pindah pindah ke warga Kampung Pulo tapi masih ditolak sama sebagian warga sana.. Yah Imbasnya kena penertiban, eh ricuh ngamuk-ngamuk, minta ganti rugi ke Pemprov sampai akhirnya satu eskavator milik Pemprov jadi korban, Dilahap api. Nah kalau warga yang menolak direlokasi pada minta ganti rugi untuk rumahnya, nah sekarang itu eskavator negara dibakar provokator, siapa yang mau ganti?

Saya nulis ini bukan mau belain pemprov DKI Jakarta, semua orang juga tahu yang namanya digusur itu pasti gak enak, banyak kebiasaan lama yang akan berubah tapi yah.. Semua pasti bisa disesuaikan pelan-pelan.

Ada ungkapan yang bilang; Mereka yang tidak tahan dengan perubahan pasti akan dilindas zaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun