Ngekost Itu Enak
Bagi sebagian perantau atau mahasiswa yang sedang kuliah jauh dari rumah, hidup dengan menyewa sebuah kamar kos mungkin menjadi pilihan. Namun tak sedikit pula orang yang takut menjalani kehidupan ala Kos yang katanya serba minimalis. Ya memang benar bahwa hidup ala anak kos itu serba minimalis, tapi disitulah tantangannya, anak kos mau tidak mau berlatih cara memenej uang bulanan yang mereka dapatkan sehingga setidaknya tidak terlalu mengalami kesulitan keuangan ketika akhir bulan datang.
Berbagai trik pun dilakukan mulai dari memasak sendiri menu makanan untuk menghemat pengeluaran, sampai membuka jasa ketring dadakan untuk penghuni kosan lainnya demi menambah uang jajan.
Ngekost itu enak dan berguna sebagai lahan melatih kemandirian, mau tidak mau karena jauh dari keluarga dan orang tua anak-anak kost belajar mengatasi masalah mereka sendiri, belajar mencukup-cukupi jatah uang bulanan, belajar menerima makan dengan menu seadanya, belajar menejemen waktu supaya tidak terlambat ke kantor atau kuliah. Karena tidak ada orang tua yang membangunkan seperti dirumah :D
Ngekost juga bisa melatih kecerdasan sosial menjalin hubungan yang baik dengan orang lain paling tidak dengan teman-teman satu kos, karena tinggal dalam satu wadah bersama beberapa orang mau tak mau menuntut anak-anak kost untuk saling menyesuaikan diri dengan karakter masing-masing penghuni agar sebisa mungkin meminimalkan terjadinya 'gesekan', ya meskipun tidak semua karakter penghuni kost itu bisa klop dengan karakter kita, paling tidak penyesuaian diri akan melatih kesabaran yang pasti akan berguna di lingkup yang lebih besar.
Kebersamaan juga menjadi salah satu Kenikmatan lain dari kehidupan ala anak-anak kost terutama yang sudah kost menahun. Tinggal bersama dalam waktu yang cukup lama akan menumbuhkan interaksi intensif antar sesama penghuni kost, pasti ada saja kegiatan yang bisa dilakukan bersama oleh para anak kost. Seperti di kosan penulis misalnya ada seorang ibu-ibu, kami anak Kost memanggilnya Ummi Santi dia bekerja disebuah Apotik dari senin- kamis, setiap hari jumat yang menjadi hari liburnya, beliau mewajibkan. Semua penghuni kostan Pondok Putri yang berjumlah 16 orang itu untuk ikut sarapan bersama, kebetulan di kosan penulis ada dapur dan tiap hari jumat dialah yang akan memasak di dapur itu menyediakan kami sarapan, bahan dan uang dari dia dan setiap kami mau membayar masakannya atau menawarkan untuk beli bahannya, beliau tidak mau dan akan ngambek pada yang terang-terangan menolak ikut sarapan dan makan masakannya. Padahal kami sering merasa tidak enak merepotkan setiap Jumat! Duhhh... Tapi itulah contoh kecil nikmatnya secuil kebersamaan di lingkungan kosan :)
Selain itu, bagi anak-anak kos yang menyewa sekamar berdua pasti hubungan pertemanan dengan teman sekamar menjadi lebih intens lagi, saling ngobrol, berbagi cerita dan terkadang berbagi rahasia-rahasia kecil, ada teman untuk bergadang barsama entah menemani mengerjakan tugas Deadline atau cuma sekedar bergadang nonton DVD via laptop. Teman sekamar juga biasanya saling merawat ketika jatuh sakit (Ini pernah penulis alami) :) itu sebagian sisi indah punya teman sekamar kost.
Nah yang repotnya kalau dapat teman sekamar yang karakternya kurang sreg dihati. Kalau sudah begitu yg perlu dibesarkan adalah jiwa toleransi kita atau jika memang sudah tidak tahan, bisa mencoba auternatif pindah kamar atau paling pahitnya terpaksa pindah kosan.
Menjadi anak kost juga melatih kreativitas, bayangkan peluang wirausaha yang mulai tumbuh selama kita ngekost dengan membuka jasa katring dadakan untuk penghuni kos misalnya :) atau bagaimana caranya insting kita menata kamar kos demi mendapatkan suasana baru yang dirasa lebih nyaman. Selain itu kreativitas dalam arti "nyeleneh" juga mulai terlatih, bayangkan betapa kreatifnya otak anak menciptakan alasan untuk diajukan kepada pemilik rumah kost kalau telat bayar kosan. Jujur penulis juga pernah melakukan cara ini :D tapi jangan sering-sering ditiru, kasihan juga pada si empunya kosan :D
Ngekost juga memberi peluang kebebasan (yang tentunya disikapi secara bertanggung jawab) Dengan menjadi anak kost otomatis kontrol orangtua terhadap anak menjadi melonggar karena tinggal berjauhan. Tidak ada lagi pembatasan jam malam yang terlalu ketat, tidak ada lagi omelan-omelan yang kerap dilontarkan orangtua karena anaknya dianggap jorok atau malas. Biasanya suasana sepi dan kebebasan seperti itu merupakan anugrah tersendiri bagi anak-anak kosan terutama yang baru merasakan ngekost, tetapi pertemuan yang menjadi jarang antara anak-anak kost dengan keluarga dan orangtua juga terkadang membuahkan kerinduan tersendiri sehingga momen-momen pulang ke rumah menjadi saat yang lumayan dinanti. Di titik ini, para anak kost akan belajar lebih lagi memaknai artinya sebuah rumah dan kehangatan keluarga, serta fasilitas-fasilitas kecil yang tidak ditemukan dikosan. TV kabel dan mandi air hangat misalnya ahhh... :)
Jujur setiap kali penulis pulang ke rumah, fasilitas kecil yang paling penulis kangen adalah menonton chanel CNN & SBO di TV kabel di rumah. Karena di kosan tidak boleh pasang TV kabel. :)