Mohon tunggu...
Syifa Fauziah
Syifa Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Saya menyukai konten berita mengenai artikel alam, artikel pendidikan dan tentang masa kini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Rekognisi 2022: KaPeMi Kader Penjaga Bumi oleh Syifa Fauziah

30 Januari 2023   15:44 Diperbarui: 30 Januari 2023   15:45 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 175.000 ton perhari, yang didominasi oleh sampah organik yang tercampur dengan sampah anorganik. Sampah organik yang dibuang ke TPA terdekomposisi secara anaerob, sehingga menghasilkan gas metan, yaitu emisi gas rumah kaca yang kontribusinya pada efek pemanasan global mencapai 15%.

Sadarkah kita bahwa kita berkontribusi terhadap peluang terjadinya bencana hidrometeorologi?, yaitu dengan perilaku kita dalam membuang dan memilah sampah yang tidak tepat. 

Jika kita biarkan hal ini terus terjadi, maka di masa yang akan datang akan terjadi perubahan iklim dan rusaknya berbagai ekosistem. Kasus seperti ini berkaitan dengan salah satu tujuan SDG's (Subtainable Development Goals) yaitu Climate Action, yang artinya aksi iklim.

Kita tidak bisa berpangku menunggu keajaiban datang, kita harus bisa mengatasi keadaan ini, dengan perubahan sederhana yang berpengaruh besar terhadap keselamatan bangsa, dan keselamatan bumi.

KaPeMi, Kader Penjaga Bumi. Melalui program-program yang direncanakan melalui KaPemi, sebuah gagasan agent of change dengan melibatkan aksi yang ingin membawa perubahan bagi bangsa dan bumi. Melalui EDUKASI, ADVOKASI, SOSIALISASI.

EDUKASI, difokuskan pada pembentukan dan pengembangan melalui pelatihan dan pendidikan. Pelatihan leadership pengelolaan sampah bagi Ka PeMi. Workshop dan seminar pengelolaan sampah oleh Ka PeMi.

ADVOKASI, dilakukan melalui lembaga formal, dan informal. Lembaga formal dari RT/RW/desa/kecamatan, kabupaten, dan seterusnya untuk mendorong para pemangku kebijakan, mendukung program Ka PeMi dengan memberikan dukungan kebijakan, fasilitas serta dukungan management dalam melakukan pengomposan dan menjaga sampah terpilah tetap tidak tercampur sampai di TPA. Lembaga informal dimulai dari advokasi terhadap Ibu-ibu yang memiliki otoritas pengelolaan sampah di rumah, melakukan modelling pengelolaan sampah dalam keluarga, dan menduplikasinya ke keluarga lain, sehingga lingkar partisipasi dalam pengelolaan sampah semakin besar.

SOSIALISASI,  dilakukan dengan mengkampanyekan melalui laman web, aplikasi, dan berbagai media sosial untuk melakukan 4R (refuse, reduce, reuse, recycle).

 Dengan demikian melalui Ka PeMi akan lahir pemimpin-pemimpin penjaga kelangsungan bumi. Dengan edukasi Ka Pemi kitaa tingkatkan kapasitas pengelolaan masyarakat. Dengan advokasi Ka PeMi, kita mulai pengelolaan sampah sejak dari rumah dengan Ka PeMi kita dukung pengelolaan sampah dari lingkungan terkecil sampai lingkungan terbesar.Dengan sosialisasi Ka PeMi, pengelolaan sampah kita kenalkan, dorong eksistensinya, dan sesuaikan dengan nilai-nilai masyarakat.

Jikalau bumi nyaman untuk kita tinggali, maka kita harus menjaganya dengan tepat. Alam tidak akan ganas jika kita tidak keras// Jika kita tidak menyadari dan memulainya dari sekarang lantas mau kapan lagi?. Semoga Tuhan bisa segera mengakhiri virus corona yang sedang melanda saat ini dan menjadikan manusia mempunyai kesadaran yang membawa perubahan Indonesia dan Bumi menjadi lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun