Mohon tunggu...
Syarif Thoyibi
Syarif Thoyibi Mohon Tunggu... Belajar Berdamai dengan Kenyataan -

Blogger, Writer http://syarifthoyibi.blogspot.co.id/ https://twitter.com/thoyibig

Selanjutnya

Tutup

Bola

DNA Kita, DNA Bola?

22 Desember 2015   13:16 Diperbarui: 30 Desember 2015   11:11 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boleh setuju boleh juga tidak, otot kita bukan otot sepakbola dan karakter kita bukan karakter tim! Kita nikmati saja bola sampai tahap partisipasi! Bola sebagai hobi! Bola sebagi periuk nasi! Kalau bola untuk prestasi, ya semampunya saja! Jangan dipaksakan!bukan pesimis apalagi inferior! Kita hanya harus sedikit mampu mengukur diri! Dengan training dan treatment yang maksimal akan menjadi seberapa cepat lari kita, seberapa meningkat stamina kita,  menjadi sekeras apa tendangan kita!

Tidak usah dipaksakan! Manusia itu diciptakan dengan keistimewaan masing-masing! Jangan karena orang Meksiko posturnya ga beda jauh sama kita terus kita bilang kalau Meksiko bisa kitapun pasti bisa! (oh ya, kata “bisa” itu kosakata khas kampanye, di dunia nya bisa ya bisa tidak!)

Fisik boleh sama!tapi DNAnya pasti beda! Spiritnya beda! Hatinya beda.  Jangan terus bergelut dibidang yang tidak akan mampu kita menangkan! Cari alternative lain kalau ingin berjaya!i Iu juga kalau sih kalau hidup kita sudah dijajah istilah menang kalah! Result minded! Masih rendah tingkat filosofis “sport” kita manakala hanya tahu menang dan kalah!naik dan jatuh! Tertawa dan menangis! Senang mendapat tepuk tangan tapi sangat anti dengan kritik dan caci maki!

Bermain bolalah semampu kita, ikuti aturan permainannya! Yang penting kita telah berusaha bermain baik! Begitu juga kita hidup! Hiduplah semampu kita, ikut saja aturan sang empunya kehidupan! Yang penting kita telah berusaha untuk menjadi hamba-Nya yang baik!

Entah mulai kapan menang kalah jadi patokan! Mungkin paham kebendaan yang telah menyeret olahraga menjadi memateri! Bagian dari ekonomi baru…..pertumbuhan baru! Kalau sudah dirasuki paham kebendaan dan kepentingan yang membenda, ya jadi panas! Bawaannya ribut melulu! Perselisahan antar pendukun,  ribut antar pengurus! Ujung-ujungnya ya uang dan kuasa!

Bakat kita di bola kecil! Salah satunya badminton! Jangan sekali-kali merupakan sejarah! Di cabang itu kita mampu jadi juara!di level manapun! Karena otak, otot dan DNA bangsa kita ya cocoknya buat badminton! Sepertinya kita hanya solid berjamaah (baca berorganisasi) dengan jumlah 2 orang hehehe! Kalau lebih cenderung muncul penkhianat dan kaum oportunis! Makan tulang teman! Senang teman sengsara dan sedih ketika teman berhasil! Kita sulit bersatu! Selalu ada “local partner” yang rela makan darah dan keringat bangsa sendiri! Itu juga alasan mengapa bangsa ini terlalu lama untuk merdeka! Alasan mengapa bangsa ini terus menerus jadi bangsa berkembang!  Sebab yang membuat kita selalu menjadi bangsa termangsa!

Penasbihan jadi pendukung fanatik kitu bukan prestasi besar! Terlampau banyak yang bisa seperti itu! Jangan biarkan energimu habis untuk memuja mahluk! Gunakan vitalitasmu untuk mengukir prestasi dengan keringat,  tangan dan kaki sendiri. Tak elok jiga kita mengaku insan olahraga tapi hidup kita tidak sportif! Selalu mencari alasan untuk tidak menerima kekalahan! Walau kalah dengan sebenar-benarnya kalah!  Berteriak-teriak ketika kalah dan dicurangi! Namun anehnya bungkam seribu bahasa manakala menang dengan kecurangan. Uang dan kuasa bisa membeli kemenangan, menciptakan kekalahan! Tapi tidak bisa membeli makna!

Menuntut anak bola terbang tinggi sampai ke langit dunia!tidak realistis! Bahkan cenderung menjadi mimpi yang dipaksakan! Kita nikmati saja bola seperti  anak-anak di atas!penuh suka cita!tawa ria! Lari…jatuh…bangkit…lari lagi!tendang….meleset….tendang lagi!

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun