Mohon tunggu...
Syarif Abdurrahman
Syarif Abdurrahman Mohon Tunggu... -

pendidikan untuk semua, semua untuk pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi dan Evaluasi Pendidikan di DKI Jakarta

3 Mei 2014   04:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap tanggal 2 Mei seperti sudah diketahui bahwa selalu di peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Tetapi sadarkah kalian kondisi Pendidikan di Indonesia Khususnya pendidikan di DKI Jakarta saat ini? Mari sejenak kita renungkan kondisi ini. Apakah yang salah dengan sistem pendidikan di negeri ini khususnya di DKI Jakarta? Hingga seperti kita lihat sekarang sangat carut marut. Mulai pelaksanaan UN yang sangat kacau, di bumbui oleh politik, program bantuan pendidikan yang bermasalah, kurikulum yang berganti-ganti, akses pendidikan yang kurang merata, hingga infrastruktur yang kurang memadai, akhlak pelajar di Jakarta yang sering tawuran.

Fakta maraknya tawuran antar pelajar dan demonstrasi mahasiswa mahasiswa yang didominasi oleh tindak kekerasan, Kekerasan Senior kepada Junior yang terjadi di STIP Marunda, kecurangan saat UN, dan rendahnya akhlak generasi yang ditunjukkan dengan maraknya seks bebas tidak bisa kita pungkiri atau kasus sodomi yang dilakukan oleh petugas kebersihan kepada anak TK JIS. Melihat fakta rusaknya generasi saat ini, tidak salah jika banyak pihak yang mengandalkan sektor pendidikan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Alasannya adalah karena pendidikan yang mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi saat ini dan pendidikan merupakan pilar peradaban tempat lahirnya generasi berkualitas.

Tidak salah jika pendapat tersebut muncul. Akan tetapi kita harus mengetahui, suatu sistem pendidikan sangat dipengaruhi oleh warna kebijakan dan perangkat sistem sebuah negara. Sistem pendidikan tidak akan pernah lepas dari aturan perundang-undangan yang lahir dari sistem politik, serta kualitasnya tidak akan pernah terlepas dari kemampuan pembiayaan pendidikan yang ditentukan oleh negara tersebut. Dengan kata lain sistem pendidikan tidak akan pernah bisa lepas dari sistem politik dan ekonomi dari sebuah negara.

Potret pendidikan di DKI Jakarta saat ini tentunya tidak jauh berbeda dengan sistem Pendidikan di Indonesia. Pandangan politik ekonomi negeri ini yang neoliberal membuat sikap pemerintah mau tidak mau harus mengikuti arus global dan sistem pendidikan nasional yang miskin visi dan hanya mampu mengarahkan penciptaan kapasitas peserta didik untuk memenuhi kebutuhan pasar atau industri.

Dari beberapa masalah Pendidikan di DKI Jakarta saya menjabarkan dalam beberapa permasalahan berikut :


  1. Program KJP;Selain soal system yang dipaksakan sebagai bentuk realisasi janji politik dan pencitraan, dan pengawasan guru terhadap para siswa penerima KJP sangat rendah hingga tak jarang ditemukan kasus orang tua siswa yang memberikan laporan tidak sesuai peruntukan dana KJP. Maka banyak orang tua yang menggunakan dana KJP untuk biaya kehidupan sehari-hari. Ada siswa yang tidak mampu, tidak dapat KJP karena Administrasi dan kuota. Ada juga siswa yang mampu, tapi malah dapat KJP.
  2. Telatnya pembayaran dana BOS dan BOP; sekolah di paksakan agar bisa memberikan pendidikan gratis kepada seluruh siswa di sekolah negeri maupun swasta tetapi macetnya pencairan dana BOS dan BOP sekitar 4 s/d 6 bulan menghambat operasional sekolah sehingga banyak sekolah yang menggunakan system keuangan H. Rhoma Irama yaitu Gali Lobang Tutup Lobang
  3. Pelaksanaan UN; terjadinya banyak kebocoran jawaban UNAS, juga beberapa soal di UN di bumbui Politik Pencitraan salah satu Capres sehingga menggirim siswa yang sudah punya hak politik.
  4. Kurikulum yang sering berganti ganti ; guru dipaksakan untuk menggunakan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2014/2015 sehingga guru dipaksakan untuk menyiapkan kurikulum baru padahal kurikulum yang lamapun belum selesai di pelajari.
  5. Akhlak Pelajar dan Tenaga Pendidik di Jakarta; banyaknya kasus Tawuran, pelecehan seksual, kekerasan senior kepada junior seperti terjadi di STIP dan kejahatan seksual di TK JIS. Menambah permasalahan pendidikan di Kota ini.
  6. Pendikotomian antara sekolah negeri dan swasta; perbedaan perhatian kepada sekolah-sekolah swasta yang social sehingga pemerintah hanya memberikan bantuan infrastruktur kepada sekolah-sekolah Negeri sehingga banyak sekolah swasta yang hidup segan mati tak mau.

Jika sudah tahu kondisi pendidikan kita seperti ini, akankah kita hanya akan diam saja? Jika iya, patut dipertanyakan rasa kepedulian kalian terhadap permasalahan pendidikan saat ini. Sudah saatnya kita introspeksi diri. Mari bergandeng tangan untuk turut berkontribusi memperbaiki pendidikan di DKI Jakarta Khususnya dan Indonesia umumnya. Selamat Hari Pendidikan Nasional. Jadikan 2 Mei 2014 sebagai tonggak kebangkitan pendidikan di DKI Jakarta untuk kondisi yang lebih baik lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun