Mohon tunggu...
Syarif ali Ibrahim
Syarif ali Ibrahim Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa uin jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

sejaraah dan perkembangan filsafat dakwah

28 September 2025   14:43 Diperbarui: 28 September 2025   14:30 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama: Syarif Ali Ibrahim

NIM: 12405041040082

Filsafat dakwah berakar dari misi profetik Rasulullah SAW yang membawa ajaran Islam dengan pendekatan hikmah (kebijaksanaan), mau'izhah hasanah (nasihat yang baik), dan mujadalah (dialog yang santun) sebagaimana ditegaskan dalam QS. An-Nahl: 125.

  Pada masa sahabat dan tabi'in, aktivitas dakwah sudah mengandung unsur refleksi filosofis, meski belum disebut "filsafat dakwah". Pemikiran dakwah lebih banyak bersumber dari tafsir Al-Qur'an, hadis, serta pengalaman praktis penyebaran Islam. Filsafat dan ilmu pada dasarnya merupakan hasil dari upaya manusia dalam merespons keberadaan yang ada,baik alam (kosmologi),manusia (antropologi)maupun tuhan (teologi).

Melalui akal manusia muncullah kebenaran relatif tentang kosmologi ,antropologi dan teologi termasuk juga hubungan ketiga nya yang merupakan masalah terpenting bagi kehidupan umat manusia.jadi,filsafat menghasilkan pemikiran relatif dan spekulatif tentang yang ada,artinya kebenaran yang diperoleh belum final ,melainkan harus dilanjutkan dengan pembuktian empirik dalam dunia nyata melalui aksi penelitian menuju lahirnya konsep dan teori secara konkret.

Kontribusi Filsafat Dakwah dalam Keilmuan Dakwah

  1. Landasan Epistemologis

Filsafat dakwah memberikan dasar filosofis mengenai apa itu dakwah, mengapa penting, dan bagaimana mestinya dilakukan. Dengan demikian, ia membangun kerangka berpikir ilmiah bagi kajian dakwah.

  1. Orientasi Normatif-Etis

Menegaskan bahwa dakwah tidak hanya aktivitas komunikasi, tetapi juga tugas moral dan spiritual. Filsafat dakwah menjaga agar metode dakwah tetap sesuai dengan nilai Islam.

Perjalanan filosofis dakwah ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang dakwah tidak boleh berhenti pada penyebaran ajaran semata. melainkan harus mempertimbangkan aspek-aspek filosofis seperti ontologi (sifat dakwah), epistimologi (cara memperoleh pengetahuan dakwah), dan aksiologi (pentingnya dan keunggulan dakwah). Dengan landasan filosofis, dakwah dapat disampaikan secara bijaksana, logis, emosional, dan dengan cara yang menjawab isu-isu kontemporer

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun