Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jangan Memukul Bila Tidak Bisa Memberi Senyum, 3 Alasan Persekusi Tidak Dibolehkan

14 April 2022   12:30 Diperbarui: 14 April 2022   18:32 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrsi orangtua memukul anak. Sumber: Pexels via nakita.grid.id

Jangan memukul bila tidak bisa memberi senyum. Itulah hikmah ibadah puasa Ramadhan 1443 H yang patut direnungkan semua pihak. Apalagi setelah terjadinya pemukulan dan tindakan anarki saat demo mahasiswa lalu. 

Siapa pun, bila membenci atau tidak suka terhadap Tindakan seseorang. Maka sama sekali tidak dibenarkan untuk melakukan pemukulan, pengeroyokan, dan berperilaku anarkis. Karena pemukulan dan anarkis tidak akan pernah menyelesaikan masalah.

Sebagian orang tua, mungkin, mengeluhkan dan kesal atas perilaku naka anaknya. Tapi sejatinya, di situlah tantangan orang tua untuk terus menasihat dan membangun dialig dengan anak. Bukan sebaliknya, justru menghukum atau memukul agar anaknya tidak nakal. 

Orang tua patut memahami, tidak semua harapan sesuai dengan kenyataan. Ingin anaknya tidak nakal tapi yang terjadi justru nakal. Karena itu, dibutuhkan sikap bijak orang tua untuk terus mendidik sang anak dalam pergaulan dan pendewasaan dirinya. Sekali lagi apa pun alasannya, dilarang orang tua memukul anaknya. Karena memukul tidak akan menyelesaikan masalah.

Jangan memukul bila tidak bisa memberi senyum.

Itu hanya kalimat sederhana. Namun memiliki kekuatan makna yang luar biasa. Mungkin saja, di sekitar saja, ada orang-orang yang menyebalkan. Bahkan kadang membangkitkan emosi untuk membencinya. 

Tapi semua rasa itu sama sekali tidak dapat dibenarkan untuk melakukan tindakan kekerasan kepadanya. Apalagi di era media sosial, semua orang memang boleh ngomong apa saja, termasuk yang menyakitkan hati. Tapi di situlah, dibutuhkan sikap bijak untuk tetap bertindak Sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku. Karena kekerasan dan kebencian sebesar apa pun, tidak akan pernah mampu menyelesaikan masalah.

Siapa pun boleh tidak suka, tidak setuju terhadap cara dan perilaku seseorang. Siapa pun boleh membenci orang lain atas perbedaan pendapat yang terjadi. Tapi itu semua, tidak dapat dibenarkan untuk melakukan kekerasan, pemukulan, pengeroyokan atau penelanjangan di muka umum. Apalagi di tengah ibadah puasa. 

Sangat tidak dibenarkan melukai orang lain, apa pun dalinya. Karena ajarannya, jangankan manusia yang dilukai, binatang pun dilarang untuk dilukai oleh siapa pun, Bila tidak mampu mencintai, bila tidak bisa memberi senyum maka jangan melukainya. Dalam konteks Pendidikan, setidaknya ada 3 (tiga) alasan kenapa pemukulan atau kekerasan termasuk persekusi terhadap siswa atau orang lain tidak dibolehkan?

1. Tidak ada bukti memukul atau kekerasan menjadi cara yang efektif dalam menyelesaikan masalah. Kekerasan mungkin bisa membuat kapok seseorang tapi bukan cara efektif untuk mencegah perilaku yang tidak diharapkan. Tidak ada manfaat positif apa pun dari kekerasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun