Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Banyak Orang Mendambakan Pangkat dan Jabatan?

14 Desember 2021   11:29 Diperbarui: 14 Desember 2021   11:30 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

OPINI

Taman Bacaan Hanya Memulai dari Hal Kecil

Oleh: Syarifudin Yunus, Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka Bogor

Apa sih yang kamu dambakan dalam hidup?

Kata banyak orang, yang paling didambakan adalah harta, pangkat, dan jabatan. Bila perlu bisnis yang lancar, ketenaran, dan kepandaian. Itulah yang disebut "hal besar" dalam hidup. Tidak dapat dipungkiri, memang begitu realitasnya. Makanya, hal-hal besar seperti harta, pangkat, dan jabatan dering dikejar banyak orang.

 Tapi berbeda halnya dengan taman bacaan. Di taman bacaan, pegiat literasi dan relawan hanya memulai apapun dari hal-hal kecil. Masih diberi sehat, masih bisa tidur nyenyak, dan masih bisa makan itu hal-hal kecil yang patut disyukuri. Ya, hal-hal kecil yang sering dilupakan orang. Karena terasa "kecil", hal-hal kecil memang sering diabaikan dan dilupakan. Sekalipun memberi keberkahan dan hidup yang lebih bermakna.

Memulai hal-hal kecil di taman bacaan. Dari menemani anak-anak yang membaca, mengajar buta huruf, membuatkan kopi tamu, bertepuk tangan untuk anak-anak yang main angklung, hingga menandatangani kartu baca. Itu semua hal-hal kecil. Taman bacaan itu bukan untuk "menyingkirkan" era digital atau bermain gawai. Tapi untuk menyeimbangkan aktivitas keseharian anak-anak dengan membaca buku. Terselip kebiasaan membaca buku di keseharian, itu sudah cukup.

  Jadi, hidup itu tidak melulu mendambakan hal-hal yang besar. Tapi cukup dengan hal-hal yang kecil. Asal memberi manfaat positif untuk orang lain. Menebar kebaikan kepada sesame. Selagi bisa selagi mampu. Karena hidup tidak selalu dinilai dari "untung-rugi". Tapi dinilai dari "seberapa manfaat untuk orang lain".

Seperti anak kecil yang baru memulai belajar. Mereka tidak bisa dipaksakan untuk belajar yang besar-besar. Apalagi yang sulit. Cukup belajar dari hal-hal kecil dan sederhana. Memberi salam, cium tangan, antre. Kapan harus main, kapan harus membaca buku. Itu semua hal kecil kok. Tapi harus ada yang mau mengajarkan, bukan hanya bisa menyalahkan. Bukan saat berani menyalahkan harus mampu memberi contoh yang benar?

Jadi, dambakanlah hal-hal kecil. Sebelum mendambakan hal-hal besar. Seperti di taman bacaan, semuanya dimulai dari yang kecil. Datang ke taman bacaan, memilih buku, membaca, dan lapor bila sudah dibaca untuk ditandatangani wali baca. Mulailah membaca dari yang kecil-kecil. Karena anak-anak di taman bacaan, hanya butuh memulai dari yang kecil, sederhana, dan dilakukan berulang-ulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun