Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Saya Benci Taman Bacaan?

29 Januari 2021   08:19 Diperbarui: 29 Januari 2021   08:19 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Pak, apakah ada orang yang benci taman bacaan? Begitu tanya seorang pegiat literasi nun jauh di sana ke saya.

Maka saya jawab, tentu dan pasti ada. Sekalipun taman bacaan bersifat sosial, pasti ada orang yang tidak suka. Karena memang begitu hukumnya. Selalu ada yang suka, ada pula yang benci. Itu biasa terjadi di mana saja, termasuk di taman bacaan. Lagi pula, taman bacaan tidak bisa memilih orang yang benci atau suka. Itu urusan mereka, bukan urusan taman bacaan.

Jangankan di taman bacaan, di dekat kita saja. Pasti ada orang yang gemar membenci, bergosip, bahkan berprasangka buruk. Itulah ciri orang-orang yang energi hidupnya negatif. Orang-orang yang merasa dia benar, sementara orang lain salah. Dan itu sah-sah saja.

Sebut saja namanya "haters" alias pembenci. Haters itu nyata dan ada. Enggak peduli sebaik apa pun kita, sebaik apa pun taman bacaan. Tetap saja haters enggak bisa disingkirkan. Namanya juga orang benci kan tidak bisa dilarang. Itu urusan mereka, bukan kita.

Seperti di media sosial, haters juga ada di taman bacaan. Ya, begitulah! Haters memang sudah jadi bagian dari kehidupan manusia. Pesannya sederhana, bila kita yakin aktivitas taman bacaan itu baik maka kerjakanlah terus. Jangan habiskan waktu untuk menggubris para pembenci atau haters. Apalagi di taman bacaan, siapa pun pegiat literasi harus tetap focus pada tujuan utamanya. Untuk meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi melalui taman bacaan.

Nah, sekadar tips. Inilah cara elegan menghadapi orang yang benci atau haters di taman bacaan:

1. Tetap tenang, jangan terusik dan tidak perlu digubris. Anggap saja haters di taman bacaan sebagai tantangan, pemicu untuk lebih maju lagi. Taman bacaan sebaiknya tetap fokus pada tujuannya.

2. Bersikap elegan dan biasa saja. Biarkan para haters sibuk dengan urusannya dan taman bacaan tetap menebar kebaikan melalui buku bacaan.

3. Jadikan sebagai momen untuk intropeksi diri dna evaluasi. Karena kebaikan di taman bacaan ternyata tetap "dihantui" orang-orang yang membenci. Maka menjadi saat yang tepat untuk memperbaiki diri, di samping tetap sabar dan ikhlas.

4. Hiraukan dan tidak perlu digubris. Ibarat pepatah, "anjing menggonggong, khafilah berlalu". Hingga nanti mereka capek sendiri dna doakan saja mendapat petunjuk ke jalan yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun