Jujur saya pengagum gaya santri. Santri itu sederhana ada apa adanya. Buktinya, santri doyan kopiahan dan sarungan. Bahkan lengseran hingga mayoran saat khatam Al Quran sudah jadi kebiasaan para santri. Bukan kaum santri, gaya hidup dan jiwa konsumtif hanya kesia-siaan.
Maka sejatinya, santri bukan hanya perilaku, bukan soal pondok pesantren. Tapi santri itu adalah sikap, bahkan jadi gaya hidup bagi sebagian orang.Â
Selain pelopor kebaikan, santri juga dilatih untuk bertumpu pada maslahat. Mereka percaya bahwa semua sudah diatur-Nya. Maka santri hanya ikhtiar dan doa yang baik. Tanpa perlu berprasangka buruk kepada siapapun, apalagi meremehkan orang lain. Santri memang is the best-lah ...
Saat di pondok, santri bukan hanya taklim. Tapi juga takzim. Belajar ilmu hingga tinggi tapi tetap menjaga sopan santun. Menyalami dan mengecup tangan kyai atau ustadz itu tradisi kaum santri.Â
Bila perlu, sandal kyai pun disiapkan sesaat mau pulang dari majlis ilmu. Santri bergitu hormat, santun, dan sangat menghargai orang lain. Apalagi orang yang dituakan. Maka wajar, santri zaman now terkesan anti mainstream.Â
Karena memang hidupnya di pesantren "tidak biasa" tapi "luar biasa". Nyuci pakaian sendiri, mandi selalu antre, sholat selalu berjamaah. Menyimak ceramah kyai di masjid, merenungi lalu muhasabah diri. Sungguh, indahnya jadi seorang santri. Itulah santri pondokan.
Santri pondokan bila punya medsos pun hanya dipakai untuk menebar berprasangka baik. Bukan untuk menebar kebencian. Kata santri pondokan, memang jangan terlalu mudah percaya pada orang.Â
Apalagi yang tidak bisa dipercaya. Tapi bukan berarti sebab itu boleh berprasangka buruk. Lebih baik muhasabah saja. Agar tetap eling dan selalu ikhtiar membersihkan hati. Untuk tidak menjauhi kebaikan lalu mendekati prasangka buruk. Santri pondokan hanya istiqomah dalam kebaikan. Katanya itu sudah cukup.
Beda dengan santri google. Sebutan buat mereka yang belajar agama dari google. Doyan belajar tapi sayang "kyai-nya dipilih sendiri". Tidak suka pada kyai yang tidak sepaham, tidak sealiran. Kebaikan, di mata santri google, sangat ekslusif. Hanya untuk orang-orang sepaham dan seperasaan, bukan sepenanggungan. Â
Tidak jarang santri google menjadikan pesan agama lebih banyak larangannya. Jangan pilih ini, jangan suka dia, jangan begini jangan begitu. Semuanya larangan. Begitu ditanya pedomannya apa? Jawabnya, yah pokoknya begitu saja. Ehh, giliran ada berita hoaks dan kebencian, inginnya paling pertama menyebarluaskan. Â Emang juara santri google dah ....