Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hana Hanifah dan Taman Bacaan "Bagai Bumi dan Langit"

13 Juli 2020   20:41 Diperbarui: 13 Juli 2020   21:07 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagai bumi dan langit ...

Itu peribahasa, yang dapat diartikan dua hal yang berbeda jauh dan tidak bersesuaian satu sama lain. 

Begitu pula Hana Hanifah (HH) dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka, bagai bumi dan langit. Karena Hana Hanifah adalah artis FTV yang sedang trending topik. Sementara TBM Lentera Pustaka hanya taman bacaan yang sulit bisa jadi trending topik. Sangat jelas, ada perbedaan antara keduanya, bahkan bedanya pun jauh sekali. Ibarat yang satu mewah, yang satu lagi sederhana. Begitulah perumpamaannya.

HH dan TBM memang bagai bumi dan langit.

Karena HH seorang selebram yang lagi naik daun. Jadi buah bibir masyarakat dan netizen. Lagi trending topik sekarang, bahkan info terbarunya diduga terlibat prostitusi online. HH gadis cantik yang luar biasa di usia 23 tahun. Dikenal sebagai model, presenter, dan artis FTV yang mampu menghentak mata batin kaum lelaki di manapun.

Beda dengan TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak. Namanya juga taman bacaan, terlalu sulit naik daun. Boro-boro jadi selebgram, punya instagram saja tidak banyak pengikutnya. Taman bacaan mah jarang jadi buah bibir masyarakat, apalagi netizen. Taman bacaan tidak ada heboh-hebohnya. 

Boro-boro trending topik, taman bacaan emang siapa yang peduli. Taman bacaan bukan prostitusi tapi membangun tradisi baca. Taman bacaan pun bukan gadis dan tidak cantik pula. Apalagi TBM Lentera Pustaka usianya baru masuk tahun ke-4. Terlalu sulit memang, taman bacaan untuk menghentak publik apalagi kaum lelaki yang jelalatan.

Maka wajar, HH dan taman bacaan boleh disebut "bagai bumi dan langit". Terlau jauh perbedaannya. Tidak selevel dan saling bertolak belakang. HH gaya hidupnya mewah, kalau taman bacaan gaya hidupnya sederhana.

HH dan taman bacaan bagai bumi dan langit. Kalau dibikin contoh kalimatnya kira-kira begini: Kedua makhluk itu penghuni bumi. Tapi yang satu cinta gaya hidup, sementara yang lain cinta arti hidup. Keduanya bagai bumi dan langit.

Makin jelas beda antara HH dan taman bacaan. Dalam hal memaknakan CINTA, misalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun