Kamu lagi marah ya? Emang kenapa sih?
Capek atau kelamaan antre. Atau sebab kecewa. Apalagi kesel sama orang lain ya. Tapi marah kamu juga bisa karena stress atau depresi lho. Kadang dalam hidup ini, ada saja masalah yang bikin orang gampang marah. Setuju enggak? Tapi enggak masalah kok marah. Karena itu manusiawi banget. Hanya hati-hati saja, jangan sampai marah tanpa sebab. Maka marah, harus ada sebabnya harus ada alasannya. Lalu, bersabar saja.
Itu hanya pertanyaan sederhana. Boleh dijawab, boleh juga tidak dijawab. Karena benar-salahnya relatif. Hasil riset yang bilang, sebanyak 83 persen orang Indonesia pernah terlihat marah-marah. Bukan marah tapi marah-marah. Dan hebatnya, 63 persen dari mereka mengakui pernah lepas kontrol.
WA enggak dibaca marah. Internet lemot marah. Telepon gak diangkat marah. Dinasehatin sama atasan marah. Antre lama marah. Diomongin orang marah. Selalu ada saja sebab marah dan kemarahan, bukankah begitu?
Entah kenapa, Zaman now itu makin banyak orang jadi gampang marah. Marah-marah, bisa jadi hobby atau hanya ekspresi emosi. Di dunia nyata marah. Di dunia maya marah. Jadi rakyat marah. Jadi pemerintah marah. Mau bikin begini, marah. Mau bikin begitu, marah. Kaum pemarah pun saling bersahut-sahutan. Ramai dalam urusan marah. Kenapa ya?
Banyak orang makin gampang marah. Bawaannya marah-marah.
Tiba-tiba, sifat marah berubah jadi kebiasaan. Kadang pun tidak bisa diredam lagi. Hingga, orang lain pun terkena marah. Orang yang enggak salah dimarahin. Negara diomelin. Lalu lupa, cara mengakhiri kemarahan.
Marah itu kata sifat. Artinya, "sangat tidak senang", berang atau gusar. Lalu berubah jadi kata kerja jika diulang jadi "marah-marah", gampang marah atau doyan marah. Kerjanya gemar memarahi, senang marah-marah. Enggak ada alasannya pun marah, apalagi yang jelas ada alasannya.
Orang yang gampang marah. Pasti enggak boleh disanggah.
Pemarah itu tidak boleh dilarang. Karena katanya, marah itu manusiawi. Atau kita dibilang sok tahu, kayak engak pernah marah saja. Iya juga ya. Baca tulisan yang panjang kayak begini, pun bisa marah-marah. Karena capek bacanya. Giliran komen yang pendek-pendek di dunia maya pun marah-marah. Sungguh, kemarahan yang paripurna.