Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Katanya Mahasiswa, Kuliah Kok Gak Mampu Menulis?

18 Desember 2019   00:40 Diperbarui: 18 Desember 2019   14:21 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Katanya mahasiswa, kuliah kok gak mampu menulis? Siapa bilang kuliah tidak bisa sambil berkarya?

Banyak orang berpikir, kuliah dan menulis adalah dua hal yang sulit disatukan. Kuliah ya kuliah, menulis ya menulis. Pantas banyak mahasiswa merasa tetap tidak bisa menulis. Kuliah bersemester-semester pun tidak mampu menghasilkan karya tulis.

Maka untuk membantah realitas itulah, mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) membuktikan melalui buku karya jurnalistik berjudul "Negeri Hancur Akibat Korupsi", sebuah laporan investigasi jurnalistiak 120 mahasiswa PBI FBS Unindra dalam mengungkap fakta praktik korupsi yang terjadi di masyarakat. Berbekal buku pegangan kuliah "Jurnalistik terapan" karya Syarifudin Yunus, yang sekaligus dosen yang mengajar mereka, maka terjadilah "buku pegangan di sebelah kanan, buku karya di sebelah kiri".

Kuliah sambil menulis berita.

Proses itulah yang dialami mahasiswa dalam perkuliahannya. Kuliah di kelas, lalu turn ke lapangan untuk meliput dan menulis berita. Hingga akhirnya mampu dipublikasikan secara resmi, buku yang ber-ISBN. Melalui unjuk karya buku jurnalistik ini, mahasiswa Unindra ingin menyampaikan pesan akan pentingnya praktik menulis sebagai perilaku, bukan hanya pelajaran atau teori.

Dengan panduan buku "Jurnalistik Terapan" karya Syarifudin Yunus terbitan Penerbit Ghalia Indonesia (cetakan ke-4), mahasiswa dilatih menulis sebagai proses. Agar mampu mengemas hasil liputan sebagai berita yang faktual. Sehingga kualitas berita yang disajikan lebih optimal.

Buku "Negeri Hancur AKibat Korupsi" adalah buku yang diluncurkan oleh mahasiswa Unindra  peserta mata kuliah Jurnalistik pada 17 November 2019 lalu. Buku ini hadir sebagai protes kalangan generasi milenial terhadap maraknya praktik korupsi di Indonesia. Karena dengan menulis, kesadaran dan mentalitas koruptif pun dapat dibasmi.

Melalui buku ini, mahasiswa melakukan investigasi dan mengungkap fakta yang tersembunyi menjadi terang. Untuk menegaskan pentingnya budaya "terjun ke lapangan", melihat fakta lalu menuliskannya. Agar berita lebih akurat. Karena hari ini, betapa banyak orang yang "bicara" tanpa tahu fakta yang sebenarnya. Malas investigasi berarti malas menyelidiki kebenaran suatu informasi. Sebagai insan akademis, mahasiswa Unindra setidaknya sudah mempraktikkan prinsip investigasi jurnalistik. Agar tidak terlalu mudah bikin hipotesis, bikin prasangka tentang suatu peristiwa.

DOKPRI
DOKPRI
Kuliah sambil menulis. Ibarat "sambil menyelam minum air", mahasiswa pun kuliah di kelas sambil praktik untuk mengenal cara kerja jurnalistik. Buku "Negeri Hancur Akibat Korupsi" adalah bukti nyata mahasiswa bisa menulis jurnalistik,berbekal aktivitas reportase dan wawancara di lapangan.

"Kuliah sambil menulis, itulah spirit yang selalu saya terapkan. Agar mahasiswa tidak sebatas belajar teori, Tapi harus mampu mempraktikkannya. Buku karya jurnalistik ini menjadi bukti. Bahwa mahasiswa telah terjun ke lapangan, meliput dan melakukan investigasi. Keterampilan ini yang harus dilatih pada mereka" ujar Syarifudin Yunus, dosen pengampu mata kuliah Jurnalistik saat membedah buku tersebut (18/12/2019.

Kuliah jurnalistik sambil menulis, secara filosofis, setidaknya telah mengajarkan mahasiswa untuk jujur terhadap dirinya sendiri.  Seperti "mulut yang diciptakan di depan agar tidak berbicara dibelakang". Karena zaman now, terlalu banyak orang yang ingin memuji diri sendiri dengan cara membicarakan kejelekan orang lain. Salam jurnalistik #KuliahJurnalistik #NegeriHancurAkibatKorupsi #JurnalistikTerapan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun