Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sibuk Berdebat Ibadah hingga Lupa Jalankan Ibadah

7 Oktober 2019   15:12 Diperbarui: 7 Oktober 2019   15:36 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiap awal pekan, banyak orang ingin sibuk sesibuk-sibuknya. Atau memang sibuk beneran. Ada yang sibuk demo, ada yang sibuk komentar. Sibuk ngurusin buzzer. Atau sibuk makan, sibuk kerja, dan sibuk tidur. Bahkan ada yang sibuk ngomongin negara atau ngomongin orang lain. Tiap hari sibuk banget.

Sibuk itu pasti. Karena banyak yang dikerjakan. Sibuk juga berarti giat dan rajin walau kadang gak tahu apa yang dirajinkan. Bahkan kata kawan saya, sibuk itu penuh dengan kegiatan. Persis seperti orang yang lalu-lalang atau mobil-mobil bersimpang-siur di jalanan. Pokoknya sibuk banget deh.

Tapi sayang, gak sedikit pula. Orang-orang yang terlalu sibuk memikirkan kesulitan negaranya bahkan hidupnya sendiri. Hingga lupa dan gak punya waktu untuk mensyukuri rahmat Allah SWT yang begitu melimpah. Maka jangan terlalu sibuk urusan dunia. Karena semua sudah ada dalam skenario-Nya. Rileks saja.

Saking gandrungnya pada kesibukan. Kita hampir lupa. Sibuknya positif atau negatif. Sibuknya bermanfaat atau tidak bermanfaat. Itulah sebab, sibuk yang tidak produktif. Sepertinya, kita sudah berbuat banyak. Tapi sepertinya tidak ada apa-apanya. Terlalu sibuk itu kadang tidak baik. Sebab "membunuh" kesadaran untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Bukan memperbaiki orang lain.
Jangan sibuk untuk membenci. Karena sesuatu yang kita benci bukan untuk di-ekspos atau dijelaskan. Tapi sibuklah untuk mencintai, untuk menebar kebaikan kepada orang lain. Karena sesibuk-sibuknya manusia, pada akhirnya dimintai pertanggungjawaban. Sibuk kok urusan yang gak penting?

Patut diingat, sibuk pun sah-sah saja. Dan sibuk itu bukan soal berpikir dan bertindak untuk membalas kebencian dengan lebih pedih. Tapi soal cara berbuat yang lebih baik ke depan. Karena di dunia yang sementara ini, kita tidak sedang berjuang untuk menjadi yang terbaik. Tapi cukup, memulai dan mengakhiri segala sesuatu dengan baik.

Sibuklah dalam kebaikan. Bukan sebaliknya. Karena tidak akan pernah ada pohon yang berbuah lebat atau bibit tanaman yang bisa tumbuh. Bila hati dan pikiran kita bak "gunung berapi" yang hendak meletus?

Sibuk itu gak sepenuhnya baik. Maka berhati-hatilah. Karena zaman now, banyak orang sibuk memperdebatkan ibadah, hingga tak sempat ibadah. Banyak orang sibuk berdebat soal agama, hingga lupa menjalankan agamanya. Hati-hati, sibuk yang tidak baik.

Maka, sibuk pun harus digeser. Ke arah yang lebih positif, yang lebih bermanfaat. Kesibukan yang maslahat. Sibukkanlah diri dalam kebaikan. Hingga kebencian dan keburukan lelah mengikuti kita.

Sibuk pun menjadi indah pada waktunya. Ketika kita gak punya waktu untuk membenci orang yang membenci kita. Karena kita terlalu sibuk mencintai mereka yang mencintai kita dalam kebaikan.... ciamikk #TGS #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun