Mohon tunggu...
Syaqila QurrotulUyun
Syaqila QurrotulUyun Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang hobi dalam bidang literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pro-Kontra Program KB: Menimbang Manfaat dan Resiko Bagi Kesehatan Masyarakat

10 September 2025   21:53 Diperbarui: 10 September 2025   21:53 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Program keluarga berencana (KB) sejak lama menjadi salah satu kebijakan penting dalam pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Tujuan utama dari program ini adalah mengendalikan jumlah penduduk, meningkatkan kualitas keluarga, serta menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.(Agustin et al., 2025) Namun, keberadaan KB tidak pernah lepas dari perdebatan. Di satu sisi, KB dipandang membawa manfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Di sisi lain, terdapat pula sejumlah kontra yang mempertanyakan efektivitas, dampak kesehatan, hingga isu moral dan budaya.(Yanti, E. M., Wirastri, 2023) Perdebatan pro dan kontra inilah yang menempatkan KB sebagai sebuah topik menarik untuk terus di kaji.

            Dari sisi manfaat, KB telah terbukti membantu menurunkan angka kelahiran di Indonesia, sehingga laju pertumbuhan penduduk dapat terkendali. Dengan berkurangnya angka kelahiran, pemerintah lebih mudah merencanakan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.(Manda, Mallapiseng and Baso, 2024) Selain itu, karena jarak kelahiran anak dapat diatutur, program KB dapat meningkatkan kesehatan ibu. Ibu yang memiliki cukup waktu untuk pulih setelah melahirkan akan menjadi lebih sehat dan resiko kematian lebih rendah. KB juga memberikan kesempatan kepada perempuan nntuk lebih terlibat dalam pendidikan dan pekerjaan karena mereka dapat mengatur jumlah dan jarak kelahiran anak sesuai kondisi keluarga.

            Dari perspektif kesehatan anak, KB berperan penting dalam meningkatkan kualitas tumbuh kembang. Anak yang lahir dengan jarak kelahiran yang ideal umumnya memiliki gizi lebih baik karena orang tua dapat memberikan perhatian penuh pada kebutuhan mereka.(Suryana et al., 2022) KB juga mendukung terciptanya keluarga kecil yang lebih terencana dalam aspek pendidikan dan ekonomi, sehingga kualitas hidup anak menjadi lebih terjamin. Di tingkat masyarakat, keberhasilan KB dapat mengurangi beban kesehatan publik karena angka kehamilan berisiko tinggi berkurang, yang pada akhirnya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

            Meskipun demikian, program KB menimbulkan banyak kritik dan resiko, beberapa metode kontrasepsi sering menimbulkan beberapa efek samping seperti pil KB, suntik, maupun implan. Beberapa perempuan mengalami gangguan hormonal, perubahan siklus menstruasi, peningkatan berat badan, dan bahkan resiko kesehatan jangka panjang. Di sisi lain, alat kontrasepsi seperti IUD mungkin tidak nyaman bagi beberapa perempuan dan dapat menimbulkan risiko infeksi jika di pasang secara tidak steril. Efek samping seperti inilah yang membuat masyarakat ragu untuk mengikuti program KB.

           

Dengan melihat pro dan kontra tersebut, jelas bahwa program KB memiliki peran besar namun juga memunculkan tantangan. Pada akhirnya, menimbang manfaat dan risiko KB harus dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh. Pemerintah perlu meningkatkan edukasi dan layanan kesehatan reproduksi agar masyarakat memahami berbagai pilihan kontrasepsi beserta risikonya. Partisipasi laki-laki harus diperluas, sehingga perencanaan keluarga tidak lagi dibebankan pada perempuan. Selain itu, pendekatan sosial dan budaya juga harus dilakukan dengan bijak, agar program KB dapat diterima secara lebih luas tanpa menimbulkan konflik nilai. Dengan demikian, program KB tidak lagi hanya dipandang sebagai wacana pro dan kontra, tetapi sebagai jalan tengah menuju masyarakat yang lebih sehat, sejahtera, dan berdaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun