Mohon tunggu...
Raden Syamill
Raden Syamill Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

dari hal yang kecil kita bisa belajar banyak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Buruh, Pengangguran dan Keihlasan

1 Mei 2012   08:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:53 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335862022494487279

May Day. Itulah sebutan yang sekarang lagi akrab ditelinga kita. Ya, tanggal 1 mei adalah hari buruh atau yang lebih sering orang mengatakan may day. Dan hari ini adalah tepat pada hari selasa tanggal 1 mei 2012. Hari yang konon katanya diperingati sebagai hari buruh sedunia. Entah dari mana dan apa alasannya tanggal 1 mei bisa dinobatkan menjadi hari buruh internasional. Saya tidak tahu dan juga tidak faham urusan itu. Bagi saya pribadi yang menyandang status sebagai pesuruh atau yang lebih akrab disebut buruh tanggal 1 mei tidaklah merupakan tanggal yang istimewa, walaupun seluruh buruh di dunia konon katanya lagi bersuka cita.

Di Jakarta misalnya. Puluhan ribu buruh dari berbagai penjuru bahkan dari luar wilayah ibu kota beramai-ramai melakukan unjuk rasa di beberapa titik di ibu kota, tak terkecuali di depan istana Negara. Ribuan buruh baik yang tergabung dalam perserikatan buruh dan pekerja Indonesia maupun yang tidak dengan lantang menyuarakan tuntutan mereka, dengan orasi mereka melakukan aksi menagih janji, janji para petinggi negeri yang tak pasti dan telah menjadi basi karena bobroknya birokrasi yang penuh dengan korupsi dan manipulasi.

Sementara nun jauh dari ibu kota sana, di sisni di mana saya bekerja dan berdiri saat ini dengan cucuran keringat dan sekuat tenaga melakukan aktifitas dan tetap bekerja seperti biasa. Tak ada demo maupun aksi memperingati hari buruh sedunia seperti yang sedang dilakukan para teman-teman kami di Ibu kota sana. Dengan ketegaran raga dan kelapangan jiwa kami di sini tetap menjadi seorang buruh yang sejati. Yang siap melakukan pekerjaan dan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Kami sadar dan ihklas akan nasib kami yang begini. Dan menjadi buruh pun tidak merugi. Karna sejatinya aktifatas dan rutinitas ini harus kita syukuri dan kita jalani atas dasar kemantapan dan keihlasan hati. Sudah selayaknya kita bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Walaupun profesi kita saat ini sebagai seorang buruh, namun apabila kita menjalankannya dengan penuh sabar dan keihlasan hati niscaya akan kita temukan pencerahan dan kemuliaan di sana.

Sekali lagi buruh bukanlah profesi yang rendah dan hina. Baik dimata manusia dan dimata Tuhan. Namun sejatinya buruh adalah profesi yang mulia. Ya, karna sejatinya buruh adalah penggerak roda-roda kehidupan dunia. Jangan pernah berkecil hati dan jagan pernah menyesali pembagiaan ini. Profesi kita adalah amanat yang telah dititipkan Tuhan kepada kita untuk menguji seberapa tangguhkan kita dalam mengarungi kerasnya kehidupan ini.

Jika kita mau sedikit merenung dan melihat ke sekitar lingkungan kita, mungkin kita akan memanjatkan rasa syukur yang tiada tara. Disekitar kita masih banyak sekali pengangguran yang berjalan ke sana ke mari mencari pekerjaan. Mereka rela mengantri bahkan tak jarang yang mengeluarkan uang hanya sekedar untuk mendapatkan pekerjaan. Dan disaat banyak orang yang rela melakukan pekerjaan apa saja tanpa pandang gaji, asalkan mereka mempunyai status sebagai pekerja (buruh), kita di sini dan dengan aktifitas ini adalah sebuah kebahagiaan yang sejati.

Akhirnya selamat hari buruh. Selamat berjuang kawan-kawan. Tetap semangat demi kehidupan.

Salam hari buruh.

Ttd : Raden Syamill

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun