Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nostalgia Politik Megawati dan Prabowo, untuk NKRI atau Pilpres 2024?

25 Juli 2019   11:59 Diperbarui: 25 Juli 2019   12:03 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) memberikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di Jakarta, Rabu (24/7/2019). Pertemuan kedua tokoh nasional bersama sejumlah elit Partai Gerindra dan PDI Perjuangan tersebut dalam rangka silaturahmi pasca Pemilu Presiden 2019.(ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI)

Kunjungan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto ke Kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat (24/7/2019) tak bisa dipungkiri telah menyita perhatian kita semua.

Pertemuan kedua politisi senior itu merupakan pertemuan pertama usai Pilpres 2019 lalu. Penulis meyakini, tak sedikit di antara kita menilai pertemuan Megawati dan Prabowo sebagai kelanjutan dari pertemuan antara Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, 13 Juli 2019 lalu. 

Tak sedikit pula, yang menilai pertemuan itu sebagai tanda-tanda akan masuknya Partai Gerindra ke dalam Pemerintahan Jokowi. 

Namun, yang pasti, antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto adalah dua sahabat lama. Soal kursi kabinet, Mbak Mega selalu mengatakan bahwa soal itu menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi.

Sebuah Pertemuan untuk Keutuhan NKRI
Apa yang dilakukan Prabowo dengan menemui Jokowi dan Megawati merupakan sebuah tindakan yang berani. Penulis sepakat dengan apa yang dikatakan Direktur Riset Populi Center Usep S Ahyar bahwa pertemuan tersebut tidak menyenangkan banyak pihak, terutama dari kelompok-kelompok yang tidak terakomodasi kepentingan politiknya.

Namun, kesediaan Prabowo untuk bertemu Jokowi dan juga datang ke kediaman Megawati adalah langkah terbaik. Bagaimanapun menurut Usep,  jika elite politik dalam Pilpres 2019 tidak mengambil langkah tersebut, maka sisa perselisihan Pilpres tidak akan terselesaikan. Dan, akibatnya, sekat di antara kedua pendukung akan terus berlarut-larut.

Antara Megawati dan Prabowo sama-sama memiliki komitmen dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), meskipun keduanya terkadang memiliki pandangan politik yang berbeda, misalnya di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Kedua tokoh itu memberikan pembelajaran politik yang sangat berharga bagi kita semua. Bagi keduanya, perbedaan pandangan dan sikap politik merupakan hal yang biasa, sehingga di ujungnya kedua politisi itu selalu ingin melanjutkan dan mempererat tali kekeluargaan yang rukun dan baik, yang semua itu diharapkan dapat membantu mengatasi persoalan bangsa.

Foto pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto saat mendaftarkan diri sebagai pasangan capres-cawapres di kantor Komisi Pemilihan Umum Jakarta, Sabtu (16 Juli 2009.(KOMPAS.com/ALIF ICHWAN)
Foto pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto saat mendaftarkan diri sebagai pasangan capres-cawapres di kantor Komisi Pemilihan Umum Jakarta, Sabtu (16 Juli 2009.(KOMPAS.com/ALIF ICHWAN)
Nostalgia Politik
Jika penulis menengok ke belakang, pertemuan Megawati dan Prabowo memang tak bisa dilepaskan dari nostalgia politik di masa lalu. Keduanya pernah menjalin koalisi di Pilpres 2009 dan juga Pilkada DKI Jakarta 2012.

Untuk diketahui, Prabowo dan Megawati sudah berteman sejak lama. Bahkan kepulangan Prabowo ke Tanah Air setelah berdiam lama di Yordania tak bisa dilepaskan, salah satunya atas jasa Almarhum Taufik Kiemas, suami Mbak Mega.

Pada Pilpres 2009 silam, kedua tokoh itu berpasangan sebagai capres dan cawapres dengan slogan "MegaPro". Namun, keduanya kalah dalam kontestasi tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun