Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menang dalam Debat? Pengalaman, "Senjata" Jokowi Kalahkan Prabowo!

21 Februari 2019   09:51 Diperbarui: 24 Februari 2019   05:06 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat Kedua Pilpres 2019 antara Jokowi dan Prabowo/Diolah dari IDNTimes.com

Jokowi berdalih bahwa hal itu dilakukan sebagai antisipasi jangka pendek dan menengah. Sedangkan untuk jangka panjangnya, Pemerintahannya telah membangun waduk-waduk, embung, dan juga irigasi yang diperlukan ketika sawah-sawah baru akan dibuka. Sawah-sawah baru inilah yang nantinya bisa menjamin ketersediaan stok pangan nasional.

Itulah faktanya, bahwa infrastruktur yang begitu masifnya dibangun, juga ditujukan untuk memperkuat ketahanan pangan kita di masa mendatang. Jadi, pembangunan infrastruktur selama ini  juga bertujuan mengangkat harkat dan martabat rakyat di daerah.

Strategi ketahanan pagan yang dilakukan Jokowi ini, ibarat strategi yang dilakukan Nabi Yusuf, dimana rakyat dikerahkan untuk memanfaatkan tanah-tanah yang dimilikinya atau dipinjami negara untuk bercocok tanam. Pemerintah pun membangun waduk, irigasi, jalan-jalan, penyediaan pupuk untuk mendukung swasembada pangan.

Dari debat yang hanya menghadirkan Jokowi dan Prabowo ini, tampak jelas bahwa Prabowo hanya bisa berorasi dan beretorika, seperti yang biasanya disampaikan  di depan pendukungnya. Prabowo hanya bisa mengatakan bahwa jika dirinya berkuasa, dia akan melakukan strategi yang berbeda dengan apa yang telah dilakukan Jokowi.

Kita pun tak bisa mengelak, jika sepanjang debat Pilpres kedua, Prabowo Subianto  beberapa kali memuji prestasi pemerintahan Jokowi. Di antaranya, Prabowo memuji kebijakan di bidang energi yang telah dilakukan calon presiden petahana itu.

Mantan Danjen Kopassus ini mengakui Jokowi telah melakukan berbagai kebijakan positif dalam rangka kemandirian energi RI, termasuk mengambil alih Blok Rokan, Blok Mahakam, atau bahan sampai menguasai saham mayoritas 51 % PT Freeport Indonesia yang lebih dari 50 tahun dikuasai Amerika Serikat.

Sudah teramat jelas,  penguasaan blok-blok migas dan saham mayoritas PT Freeport Indonesia ini, merupakan bagian dari pelaksanaan Pasal 33 UUD 1945, dimana bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dalam debat kedua ini, tampaknya senjata "kegagalan Jokowi"  yang  disemburkan kubu Prabowo selama ini seakan tak berpengaruh apa pun. Alasannya cukup bisa dimengerti, karena tak ada satu pun janji yang sengaja dikhianati Jokowi. Bahwa apa yang dilakukan Jokowi belum sempurna sesuai harapan rakyat, itu masih manusiawi.  Yang terpenting, arah yang ditempuh adalah arah yang benar.


Hal yang membuat Jokowi lebih menguasai permasalahan kenegaraan adalah, ketika di babak akhir debat, Jokowi mengatakan bahwa dirinya amat bersyukur mendapatkan kesempatan bagaimana mengelola Pemerintahan dalam lingkup kota madya, propinsi, bahkan hingga lingkup negara.

Inilah kelebihan Jokowi yang tidak dimiliki Prabowo. Jika di Pilpres 2014, Jokowi  unggul dalam debatnya dengan Prabowo, itu karena pengalamannya memimpin Solo dan Jakarta. Sedangkan di debat Pilpres 2019, tentu saja Prabowo semakin tak bisa mengejar ketertinggalannya, karena Jokowi sudah melakukan apa-apa yang sama sekali belum dilakukan Prabowo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun